Lompat ke isi

Paracetamol

Dari Wiki Berbudi
Revisi sejak 13 September 2025 05.24 oleh Budi (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Paracetamol, yang juga dikenal dengan nama asetaminofen, adalah obat yang digunakan secara luas sebagai analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam). Obat ini tersedia secara bebas di banyak negara dan dianggap aman bila digunakan sesuai dosis yang dianjurkan. Paracetamol sering digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid, sakit gigi, dan untuk menurunkan demam akibat infeksi. Meskipun...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Paracetamol, yang juga dikenal dengan nama asetaminofen, adalah obat yang digunakan secara luas sebagai analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam). Obat ini tersedia secara bebas di banyak negara dan dianggap aman bila digunakan sesuai dosis yang dianjurkan. Paracetamol sering digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid, sakit gigi, dan untuk menurunkan demam akibat infeksi. Meskipun dianggap relatif aman, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati serius.

Sejarah

Paracetamol pertama kali disintesis pada akhir abad ke-19. Senyawa ini ditemukan sebagai metabolit aktif dari acetanilide dan phenacetin, dua obat analgesik awal yang memiliki efek samping signifikan. Pada tahun 1950-an, paracetamol mulai dipasarkan secara luas sebagai alternatif yang lebih aman. Di Amerika Serikat, obat ini dikenal dengan nama generik acetaminophen dan dijual dengan berbagai merek dagang, seperti Tylenol.

Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja paracetamol belum sepenuhnya dipahami. Berbeda dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen, paracetamol tidak memiliki efek antiinflamasi yang kuat. Obat ini diyakini bekerja terutama di sistem saraf pusat dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX), terutama varian COX-3, sehingga mengurangi sintesis prostaglandin yang memicu rasa nyeri dan demam.

Indikasi Penggunaan

Paracetamol digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi, antara lain:

  1. Nyeri kepala atau migrain ringan
  2. Nyeri otot atau nyeri sendi
  3. Demam akibat influenza atau infeksi lainnya
  4. Nyeri gigi
  5. Nyeri haid (dismenore)

Dosis dan Aturan Pakai

Dosis paracetamol bervariasi tergantung usia dan kondisi pasien. Untuk orang dewasa, dosis umum adalah 500 mg hingga 1.000 mg setiap 4–6 jam, tidak melebihi 4.000 mg dalam 24 jam. Pada anak-anak, dosis dihitung berdasarkan berat badan, umumnya 10–15 mg/kg setiap 4–6 jam. Penggunaan lebih dari dosis yang dianjurkan dapat menyebabkan overdosis.

Efek Samping

Paracetamol umumnya ditoleransi dengan baik bila digunakan sesuai petunjuk. Efek samping yang jarang terjadi meliputi reaksi alergi seperti ruam kulit, gatal, atau pembengkakan. Namun, overdosis paracetamol dapat menyebabkan kerusakan hati akut, yang berpotensi fatal.

Toksisitas dan Overdosis

Overdosis paracetamol adalah salah satu penyebab paling umum gagal hati akut di berbagai negara. Gejala awal overdosis dapat meliputi mual, muntah, dan nyeri perut. Kerusakan hati biasanya terjadi dalam 24–72 jam setelah konsumsi dosis besar. Penanganan darurat meliputi pemberian N-asetilsistein (NAC) untuk mengurangi kerusakan hati.

Interaksi Obat

Paracetamol dapat berinteraksi dengan beberapa obat lain, termasuk:

  1. Warfarin, yang dapat meningkatkan risiko perdarahan bila digunakan jangka panjang
  2. Rifampisin dan obat antituberkulosis lainnya, yang dapat meningkatkan risiko kerusakan hati
  3. Alkohol, yang memperbesar peluang hepatotoksisitas

Keamanan pada Kehamilan dan Menyusui

Paracetamol umumnya dianggap aman digunakan pada kehamilan dan menyusui jika sesuai dosis. Banyak studi menunjukkan tidak ada peningkatan risiko cacat lahir bila digunakan secara moderat. Namun, penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi selama kehamilan masih memerlukan pertimbangan medis.

Perbandingan dengan Obat Lain

Dibandingkan dengan OAINS seperti aspirin atau ibuprofen, paracetamol lebih aman bagi pasien dengan masalah lambung atau gangguan pembekuan darah. Namun, paracetamol tidak memiliki efek antiinflamasi yang signifikan, sehingga kurang efektif untuk kondisi yang disertai peradangan.

Bentuk dan Ketersediaan

Paracetamol tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, antara lain:

  1. Tablet dan kapsul
  2. Sirup atau suspensi untuk anak-anak
  3. Supositoria untuk penggunaan rektal
  4. Intravena untuk penggunaan di rumah sakit

Regulasi dan Status Hukum

Di banyak negara, paracetamol tersedia sebagai obat bebas yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Namun, beberapa negara menerapkan pembatasan jumlah yang dapat dibeli sekaligus untuk mencegah risiko overdosis. Organisasi kesehatan seperti WHO memasukkan paracetamol dalam Daftar Obat Esensial WHO karena keamanannya dan efektivitasnya.

Penelitian Terkini

Penelitian terbaru mengeksplorasi kemungkinan efek paracetamol pada suasana hati dan perilaku sosial, meskipun temuan ini masih kontroversial. Selain itu, studi mengenai kombinasi paracetamol dengan obat lain seperti kodein menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi untuk nyeri sedang hingga berat, tetapi juga meningkatkan risiko efek samping.