Polyethylene terephthalate
Polyethylene terephthalate, sering disingkat sebagai PET atau PETE, adalah jenis polimer termoplastik yang termasuk dalam keluarga poliester. Bahan ini umum digunakan dalam pembuatan botol plastik untuk minuman, kemasan makanan, dan serat tekstil. PET dikenal karena sifatnya yang kuat, ringan, transparan, dan tahan terhadap kelembapan. Sejak diperkenalkan pada pertengahan abad ke-20, PET telah menjadi salah satu plastik yang paling banyak diproduksi dan digunakan di seluruh dunia, terutama karena kemampuannya untuk didaur ulang dan diolah kembali menjadi berbagai produk baru.
Sejarah
Polyethylene terephthalate pertama kali disintesis pada tahun 1941 oleh ilmuwan di perusahaan Inggris, Calico Printers' Association, sebagai bagian dari upaya mengembangkan serat sintetis baru. Penemuan ini kemudian dikomersialkan oleh Imperial Chemical Industries (ICI) dan dipasarkan dengan merek dagang “Terylene”. Di Amerika Serikat, hak produksi dilisensikan kepada DuPont, yang memproduksi PET dengan nama “Dacron”. Penggunaan PET kemudian berkembang dari industri tekstil ke sektor kemasan pada tahun 1970-an, ketika teknologi pembentukan botol plastik berkembang pesat.
Sifat dan Karakteristik
PET memiliki sifat mekanis yang baik, termasuk kekuatan tarik tinggi dan ketahanan terhadap benturan. Selain itu, PET memiliki permeabilitas rendah terhadap gas seperti karbon dioksida dan oksigen, menjadikannya ideal untuk kemasan minuman berkarbonasi. Secara kimia, PET adalah polimer kondensasi yang terbentuk dari reaksi antara asam tereftalat dan etilena glikol. Dalam bentuk amornya, PET bersifat transparan, namun dapat menjadi buram jika mengalami kristalisasi parsial.
Proses Produksi
Produksi PET umumnya melibatkan polikondensasi antara asam tereftalat murni (PTA) atau dimetil tereftalat (DMT) dengan etilena glikol. Reaksi ini menghasilkan rantai panjang poliester dan air atau metanol sebagai produk samping. Tahapan umum dalam proses produksi meliputi:
- Esterifikasi atau transesterifikasi awal
- Polikondensasi dalam fase leleh
- Pengkristalan untuk meningkatkan viskositas intrinsik
- Pengolahan akhir sesuai bentuk produk, seperti serat, film, atau botol
Aplikasi dalam Industri Tekstil
Dalam industri tekstil, PET dikenal sebagai poliester yang digunakan untuk membuat kain seperti Dacron atau Terylene. Serat PET dipintal menjadi benang yang kuat, tahan kusut, serta cepat kering. PET sering dicampur dengan katun untuk menghasilkan kain yang nyaman namun memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap penyusutan dan kerutan. Selain itu, serat PET juga digunakan dalam pembuatan tali, jaring, dan kain industri.
Penggunaan dalam Kemasan
Salah satu penggunaan terbesar PET adalah sebagai bahan dasar botol minuman ringan, air mineral, dan minyak goreng. PET juga dipakai untuk membuat kemasan makanan siap saji, karena tahan panas hingga tingkat tertentu dan memiliki sifat sebagai barrier terhadap kelembapan dan gas. Penggunaan PET dalam kemasan sekali pakai telah menjadi sorotan karena isu limbah plastik dan pencemaran lingkungan.
Keamanan dan Regulasi
PET telah disetujui untuk kontak dengan makanan dan minuman oleh berbagai badan regulasi, termasuk Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat dan European Food Safety Authority (EFSA) di Eropa. Studi menunjukkan bahwa PET stabil dan tidak melepaskan bahan kimia berbahaya dalam kondisi penggunaan normal. Namun, penggunaan ulang botol PET sekali pakai untuk waktu lama tidak disarankan karena dapat terjadi degradasi fisik dan kontaminasi mikroba.
Daur Ulang
PET merupakan salah satu plastik yang paling banyak didaur ulang di dunia. Proses daur ulang PET biasanya melibatkan pengumpulan, pemilahan, pencucian, dan penghancuran menjadi serpihan (flakes), yang kemudian dapat dilelehkan kembali menjadi produk baru. Produk hasil daur ulang PET meliputi:
- Serat untuk karpet dan pakaian
- Tali industri
- Kemasan non-makanan
- Film plastik
- Bahan konstruksi
Isu Lingkungan
Meskipun dapat didaur ulang, tingkat daur ulang PET di banyak negara masih tergolong rendah. Sampah PET yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari lingkungan, termasuk lautan, dan mengancam ekosistem. Upaya pengurangan penggunaan PET sekali pakai dan peningkatan fasilitas daur ulang menjadi fokus berbagai kebijakan lingkungan global.
Inovasi Bahan
Perkembangan teknologi telah menghasilkan varian PET yang lebih ramah lingkungan, seperti PET berbasis bahan terbarukan (bio-PET) yang menggunakan etilena glikol dari sumber nabati seperti tebu. Selain itu, penelitian juga difokuskan pada pengembangan PET yang lebih mudah terurai secara alami, meskipun tantangan teknis dan biaya produksi masih menjadi hambatan.
Standar dan Kode Identifikasi
PET memiliki kode identifikasi daur ulang nomor 1, biasanya ditemukan pada bagian bawah kemasan plastik. Kode ini membantu konsumen dan industri daur ulang untuk mengenali jenis plastik dan memprosesnya dengan benar. Kode ini merupakan bagian dari sistem Resin Identification Code (RIC) yang digunakan secara internasional.
Masa Depan PET
Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari plastik, masa depan PET kemungkinan akan dipengaruhi oleh inovasi dalam daur ulang kimia, penggunaan bahan baku terbarukan, dan kebijakan pengurangan plastik sekali pakai. Integrasi konsep ekonomi sirkular dalam produksi dan konsumsi PET diharapkan dapat mengurangi jejak karbon dan meningkatkan keberlanjutan industri plastik.