Keju adalah produk olahan susu yang dibuat melalui proses penggumpalan protein susu, terutama kasein, dengan bantuan rennet atau bahan pengasam. Keju memiliki beragam rasa, tekstur, dan bentuk yang dipengaruhi oleh jenis susu yang digunakan, metode produksi, proses pematangan, serta mikroorganisme yang terlibat. Makanan ini telah dikonsumsi oleh manusia sejak ribuan tahun lalu dan menjadi bagian penting dalam berbagai tradisi kuliner di seluruh dunia. Keju dapat dimakan langsung, digunakan sebagai bahan masakan, atau diolah lebih lanjut menjadi produk makanan lainnya.

Sejarah

Asal-usul keju diperkirakan berasal dari kawasan Timur Tengah atau Asia Tengah, di mana susu disimpan dalam wadah yang terbuat dari perut hewan sehingga secara alami terjadi penggumpalan. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa keju telah diproduksi sekitar 5.000 tahun yang lalu. Tradisi pembuatan keju kemudian menyebar ke Eropa, di mana keju menjadi bagian penting dalam diet masyarakat, khususnya di wilayah Mediterania.

Pada zaman Romawi Kuno, pembuatan keju telah menjadi keterampilan tersendiri dengan berbagai teknik dan resep yang diwariskan secara turun-temurun. Berbagai jenis keju mulai dikenal dan diperdagangkan sebagai komoditas bernilai. Di Abad Pertengahan, para biarawan di biara-biara Eropa berperan penting dalam mengembangkan teknik pematangan keju, menghasilkan varian yang lebih kompleks dalam rasa dan tekstur.

Proses Pembuatan

Pembuatan keju dimulai dengan pemanasan susu segar dari sapi, kambing, domba, atau hewan penghasil susu lainnya. Proses berikutnya adalah penggumpalan dengan menambahkan rennet atau bahan pengasam seperti cuka atau asam sitrat. Setelah menggumpal, dadih dipotong-potong untuk memisahkan cairan whey dari padatan.

Selanjutnya, dadih dipanaskan dan diaduk untuk mengeluarkan sisa whey. Proses pengepresan dilakukan untuk membentuk keju dan mengurangi kadar airnya. Keju kemudian dapat diberi garam untuk menambah rasa sekaligus menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Beberapa jenis keju langsung dapat dikonsumsi, sementara lainnya memerlukan proses pematangan yang dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga bertahun-tahun.

Jenis-Jenis Keju

Keju memiliki banyak varian yang dapat dikelompokkan berdasarkan tekstur, kadar air, atau metode pembuatannya. Beberapa kategori umum meliputi:

  1. Keju segar, seperti ricotta dan keju cottage, yang tidak melalui proses pematangan.
  2. Keju lunak, seperti brie dan camembert, dengan kulit luar yang lembut dan bagian dalam yang creamy.
  3. Keju semi-keras, seperti gouda dan edam, yang memiliki tekstur lebih padat.
  4. Keju keras, seperti parmesan dan cheddar, yang diproses dan dimatangkan lebih lama.
  5. Keju biru, seperti roquefort dan gorgonzola, yang memiliki corak biru dari pertumbuhan jamur Penicillium.

Nilai Gizi

Keju merupakan sumber protein, lemak, vitamin A, vitamin B12, dan kalsium yang baik. Kandungan gizinya bervariasi tergantung jenis dan metode pembuatannya. Keju keras biasanya mengandung lebih sedikit air dan lebih banyak nutrien per gram dibandingkan keju segar.

Namun, keju juga mengandung lemak jenuh dan natrium yang tinggi, sehingga konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti hipertensi dan penyakit jantung. Beberapa orang juga mengalami intoleransi laktosa sehingga perlu memilih jenis keju dengan kadar laktosa rendah.

Peran dalam Budaya dan Kuliner

Keju memegang peranan penting dalam berbagai tradisi kuliner di dunia. Di Italia, keju parmesan sering digunakan untuk taburan pasta, sementara mozzarella menjadi bahan utama pizza. Di Prancis, keju dikonsumsi sebagai hidangan tersendiri setelah makan utama.

Di Swiss, keju digunakan dalam hidangan fondue, di mana potongan roti dicelupkan ke dalam keju leleh. Sementara itu, di Amerika Serikat, keju cheddar menjadi bahan utama dalam hidangan populer seperti cheeseburger dan macaroni and cheese.

Industri dan Perdagangan

Industri keju modern memproduksi keju dalam skala besar menggunakan teknologi canggih untuk menjaga konsistensi rasa dan kualitas. Negara-negara penghasil keju utama meliputi Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Italia, dan Belanda.

Perdagangan keju internasional sangat aktif, dengan berbagai jenis keju diekspor ke seluruh dunia. Permintaan terhadap keju artisan atau keju tradisional juga meningkat, seiring minat konsumen terhadap produk yang dibuat dengan metode alami dan bahan lokal.

Inovasi dan Tren

Dalam beberapa dekade terakhir, pengembangan keju nabati dari bahan seperti kacang mete, kedelai, atau kelapa semakin populer, terutama di kalangan vegan dan mereka yang intoleran terhadap laktosa.

Selain itu, eksperimen dalam pematangan keju, penggunaan susu dari hewan eksotis, dan penggabungan rasa unik seperti rempah-rempah atau bahan fermentasi lain menjadi tren dalam dunia kuliner modern.

Penyimpanan dan Konsumsi

Keju sebaiknya disimpan pada suhu dingin untuk mencegah pembusukan. Beberapa jenis keju memerlukan kelembapan tertentu agar tidak mengering, sementara keju keras dapat disimpan lebih lama dibandingkan keju segar.

Untuk menikmati rasa terbaik, keju sebaiknya dikeluarkan dari lemari pendingin beberapa menit sebelum disajikan agar mencapai suhu ruang, yang membantu mengeluarkan aroma dan cita rasanya.

Fakta Menarik

  1. Keju tertua yang pernah ditemukan berusia sekitar 3.200 tahun, ditemukan di makam Mesir kuno.
  2. Ada lebih dari 1.800 jenis keju di seluruh dunia.
  3. Keju parmesan secara tradisional dimatangkan selama 12 hingga 36 bulan.
  4. Beberapa keju memiliki aroma yang sangat kuat karena proses fermentasi tertentu, seperti keju limburger.

Lihat Pula

  1. Susu
  2. Produk susu
  3. Fermentasi
  4. Rennet
  5. Masakan Italia