Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama pada usia 40 tahun, sebuah titik balik besar dalam sejarah Islam. Pada malam yang penuh ketenangan di Gua Hira, beliau mendapatkan firman Allah melalui malaikat Jibril. Peristiwa ini menandai dimulainya kenabian dan misi dakwah yang akan mengubah arah peradaban manusia.

Peristiwa di Gua Hira

Muhammad sering melakukan khalwat (menyendiri) di Gua Hira untuk merenungkan kehidupan dan mencari kebenaran. Pada suatu malam di bulan Ramadan, malaikat Jibril datang membawa perintah "Iqra" (bacalah). Meskipun awalnya merasa takut dan bingung, Muhammad akhirnya menerima wahyu tersebut sebagai tanda bahwa beliau diangkat menjadi rasul.

Reaksi Awal dan Dukungan Keluarga

Sepulang dari Gua Hira, Muhammad menceritakan pengalamannya kepada Khadijah, yang segera menenangkan beliau. Khadijah kemudian membawa Muhammad menemui Waraqah bin Naufal, seorang ahli kitab yang mengenali tanda-tanda kenabian dalam peristiwa tersebut. Dukungan keluarga menjadi pondasi kuat dalam menghadapi tantangan dakwah.

Dakwah Secara Rahasia

Pada awalnya, dakwah dilakukan secara diam-diam kepada orang-orang terdekat. Strategi ini bertujuan untuk membangun basis pengikut yang solid sebelum menghadapi penentangan dari masyarakat luas. Selama tiga tahun pertama, jumlah pengikut masih terbatas namun berkualitas.

Pengikut Pertama Nabi Muhammad SAW

  1. Khadijah
  2. Ali bin Abi Thalib
  3. Abu Bakar Ash-Shiddiq
  4. Zaid bin Haritsah
  5. Utsman bin Affan

Dakwah Terbuka di Mekah

Setelah diperintahkan untuk berdakwah secara terbuka, Muhammad mulai menyeru masyarakat Quraisy untuk meninggalkan penyembahan berhala dan kembali kepada Allah. Hal ini memicu penentangan keras dari para pemuka Quraisy yang merasa terancam secara ekonomi dan politik.

Penentangan Quraisy

Penentangan datang dalam berbagai bentuk, mulai dari ejekan, intimidasi, hingga kekerasan fisik terhadap para pengikut Nabi. Meskipun demikian, Muhammad tetap teguh dan sabar dalam menyampaikan risalah. Penentangan ini justru menguji keteguhan iman para pengikut.

Perlindungan dari Abu Thalib

Pamannya, Abu Thalib, meskipun tidak memeluk Islam, melindungi Muhammad dari ancaman fisik. Perlindungan ini sangat penting karena memberikan ruang bagi Nabi untuk melanjutkan dakwahnya di Mekah.

Perkembangan Dakwah Sebelum Hijrah

Dakwah di Mekah menghasilkan beberapa pengikut dari berbagai lapisan masyarakat, meskipun tekanan terus meningkat. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj menjadi penguatan spiritual bagi Nabi dan para pengikutnya, memberikan semangat baru dalam menghadapi tantangan.

Dampak Dakwah Awal

Dakwah awal Nabi Muhammad SAW membentuk fondasi ajaran Islam yang menekankan tauhid, keadilan, dan kasih sayang. Meskipun jumlah pengikut masih sedikit, kualitas iman mereka menjadi modal penting dalam penyebaran Islam ke seluruh dunia.