Tritium adalah isotop radioaktif dari hidrogen yang memiliki simbol T atau ³H. Isotop ini terdiri atas satu proton dan dua neutron di dalam inti atomnya, menjadikannya lebih berat daripada isotop hidrogen lainnya seperti protium dan deuterium. Tritium secara alami hanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil di atmosfer, namun dapat diproduksi secara buatan melalui reaksi nuklir. Tritium dikenal karena penggunaannya dalam berbagai aplikasi, terutama sebagai sumber cahaya dan dalam penelitian fusi nuklir.

Sifat Fisik dan Kimia

Tritium berbentuk gas pada suhu dan tekanan normal, sama seperti hidrogen biasa. Namun, karena keberadaan neutron tambahan, massa atom tritium lebih besar. Sifat kimia tritium sangat mirip dengan hidrogen, sehingga dapat membentuk senyawa seperti air berat (T₂O) atau bergabung dengan oksigen dan karbon.

Radioaktivitas Tritium

Tritium bersifat radioaktif dengan waktu paruh sekitar 12,3 tahun. Ia meluruh melalui peluruhan beta, menghasilkan helium-3 dan memancarkan partikel beta yang relatif lemah. Karena radiasi yang dihasilkan tidak menembus kulit manusia, tritium dianggap relatif aman jika tertutup, namun tetap berbahaya jika terhirup atau tertelan.

Ketersediaan dan Produksi

Tritium secara alami terbentuk di atmosfer akibat interaksi sinar kosmik dengan gas nitrogen. Namun, untuk keperluan industri dan penelitian, tritium diproduksi dalam reaktor nuklir melalui penembakan lithium dengan neutron. Ketersediaan tritium di Bumi sangat terbatas karena waktu paruhnya yang pendek dan laju produksinya yang rendah.

Penggunaan Tritium

Tritium digunakan dalam penunjuk waktu, lampu darurat, dan alat ukur radioluminesen karena kemampuannya memancarkan cahaya. Selain itu, tritium juga sangat penting dalam penelitian fusi nuklir sebagai bahan bakar potensial bersama deuterium.