Lompat ke isi

Sejarah Inclusive Business

Dari Wiki Berbudi

Konsep Inclusive Business mulai berkembang pada awal abad ke-21 seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap isu kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan. Lahir dari ketidakpuasan terhadap pendekatan bantuan tradisional, Inclusive Business menawarkan solusi berbasis pasar untuk mengatasi tantangan sosial. Gerakan ini didorong oleh berbagai organisasi internasional dan perusahaan multinasional yang ingin menciptakan dampak sosial melalui aktivitas bisnis inti mereka.

Latar Belakang Kemunculan

Inclusive Business berakar pada gagasan bahwa pasar dapat dimanfaatkan untuk mencapai pembangunan ekonomi yang inklusif. Konsep ini mulai dikenal luas setelah diterbitkannya laporan "The Fortune at the Bottom of the Pyramid" oleh C.K. Prahalad pada tahun 2004, yang menginspirasi banyak perusahaan untuk menjangkau pasar berpenghasilan rendah.

Perkembangan di Dunia Internasional

Organisasi seperti Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), dan United Nations Development Programme (UNDP) mulai aktif mempromosikan Inclusive Business sebagai salah satu strategi untuk mengurangi kemiskinan. Berbagai inisiatif dan forum global juga dibentuk untuk mempercepat adopsi konsep ini di berbagai negara.

Implementasi di Indonesia

Di Indonesia, Inclusive Business mulai dikenal pada dekade 2010-an melalui kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional. Inisiatif ini telah berkontribusi pada peningkatan akses layanan keuangan, pendidikan, dan kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.