Lompat ke isi

Nukleosom

Dari Wiki Berbudi

Nukleosom adalah unit struktural dasar dari kromatin di dalam inti sel eukariota. Struktur ini terdiri dari segmen DNA yang melilit inti protein yang tersusun dari histon. Nukleosom berperan penting dalam pengemasan DNA menjadi struktur yang lebih padat, sehingga dapat masuk ke dalam inti sel yang relatif kecil, sekaligus mengatur aksesibilitas DNA untuk proses-proses vital seperti transkripsi, replikasi DNA, dan perbaikan DNA. Konsep nukleosom pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an melalui penelitian mikroskop elektron dan teknik biokimia.

Struktur Nukleosom

Sebuah nukleosom tersusun dari sekitar 147 pasangan basa DNA yang melilit inti protein histon. Inti protein ini terdiri dari sebuah oktamet histon, yang terdiri dari dua salinan masing-masing histon H2A, H2B, H3, dan H4. DNA melilit inti histon tersebut dalam arah kiri sebanyak 1,65 putaran. Histon memiliki ekor polipeptida yang dapat mengalami berbagai modifikasi pascatranslasi seperti metilasi, asetilasi, fosforilasi, dan ubiquitinasi.

Fungsi dalam Pengemasan DNA

Pengemasan DNA menjadi nukleosom memungkinkan molekul DNA yang panjangnya mencapai beberapa meter pada organisme kompleks untuk dikompresi menjadi struktur yang sangat padat di dalam inti sel. Tingkat pengemasan ini juga mempengaruhi regulasi gen, karena posisi nukleosom dapat menghalangi atau memfasilitasi akses enzim dan faktor transkripsi ke daerah tertentu pada DNA.

Dinamika Nukleosom

Nukleosom bukanlah struktur yang statis. Posisi dan komposisi histon di dalamnya dapat berubah seiring waktu melalui aktivitas kompleks protein seperti ATP-dependent chromatin remodeling complexes. Perubahan ini memungkinkan sel untuk merespons sinyal lingkungan atau internal dengan cara mengatur ulang struktur kromatin.

Modifikasi Histon

Ekor histon dapat dimodifikasi secara kimia untuk mempengaruhi interaksi antara DNA dan histon, serta interaksi antar-nukleosom. Modifikasi ini membentuk "kode histon" yang berperan dalam pengaturan ekspresi gen. Contoh modifikasi penting meliputi:

  1. Asetilasi lisin pada histon H3 dan H4 yang biasanya berhubungan dengan pembukaan kromatin.
  2. Metilasi yang dapat mengaktifkan atau menekan ekspresi gen tergantung pada residu spesifik yang dimodifikasi.
  3. Fosforilasi yang terlibat dalam regulasi kondensasi kromatin selama mitosis.

Peran dalam Regulasi Gen

Posisi nukleosom dapat mempengaruhi apakah suatu gen dapat diakses oleh RNA polimerase dan faktor transkripsi. Nukleosom yang menutupi promoter sebuah gen biasanya menghambat transkripsi, sementara penyingkiran atau reposisi nukleosom dapat mengaktifkan transkripsi.

Perubahan Selama Siklus Sel

Selama siklus sel, struktur nukleosom mengalami perubahan. Pada fase S (biologi) saat DNA direplikasi, nukleosom harus dirakit kembali pada heliks DNA yang baru. Pada fase mitosis dan meiosis, kromatin mengalami kondensasi yang lebih tinggi, yang juga memengaruhi organisasi nukleosom.

Nukleosom dan Epigenetika

Nukleosom berperan penting dalam epigenetika, yaitu perubahan fungsi gen yang dapat diwariskan tanpa mengubah urutan DNA. Modifikasi histon dan varian histon tertentu dapat menjadi tanda epigenetik yang memengaruhi pola ekspresi gen dalam jangka panjang.

Varian Histon

Selain histon kanonik, terdapat varian histon seperti H2A.Z, H3.3, dan macroH2A yang memberikan sifat fungsional khusus pada nukleosom. Varian ini sering ditemukan di lokasi genom tertentu dan berhubungan dengan fungsi khusus seperti aktivasi transkripsi atau perbaikan DNA.

Nukleosom pada Prokariota

Meskipun nukleosom merupakan ciri khas eukariota, beberapa Archaea memiliki protein mirip histon yang dapat membentuk struktur pengemasan DNA sederhana. Namun, kompleksitas dan fungsi nukleosom pada prokariota jauh berbeda dibandingkan eukariota.

Studi dan Analisis Nukleosom

Berbagai teknik digunakan untuk mempelajari nukleosom, termasuk mikroskop elektron, kristalografi sinar-X, dan metode sekuensing modern seperti MNase-seq yang memetakan posisi nukleosom pada genom. Penelitian ini membantu memahami hubungan antara struktur kromatin dan regulasi gen.

Signifikansi Biologis

Nukleosom tidak hanya penting untuk pengemasan DNA, tetapi juga untuk menjaga integritas genom dan mengatur perkembangan sel. Gangguan pada struktur atau modifikasi nukleosom dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk kanker dan kelainan perkembangan. Pemahaman mendalam tentang nukleosom menjadi kunci untuk pengembangan terapi epigenetik di masa depan.