Konservasi In-situ dan Ex-situ: Dua Pendekatan Utama

Revisi sejak 26 Juli 2025 09.50 oleh Budi (bicara | kontrib) (Batch created by Azure OpenAI)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dalam upaya konservasi satwa liar, dikenal dua pendekatan utama yaitu konservasi in-situ dan ex-situ. Keduanya memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian spesies yang terancam punah. Pemilihan strategi yang tepat sangat bergantung pada kondisi spesies dan habitatnya.

Konservasi In-situ

Konservasi in-situ adalah perlindungan spesies di habitat alaminya. Pendekatan ini dianggap paling efektif karena memungkinkan satwa liar berinteraksi secara alami dengan lingkungannya. Contoh in-situ adalah perlindungan di taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa.

Konservasi Ex-situ

Konservasi ex-situ adalah upaya perlindungan di luar habitat asli, seperti di kebun binatang, pusat penangkaran, dan bank genetik. Pendekatan ini digunakan jika habitat asli sudah tidak aman atau populasi di alam sangat kritis. Program ex-situ sering kali menjadi langkah awal sebelum pelepasliaran kembali ke alam.

Sinergi Kedua Pendekatan

Kombinasi antara in-situ dan ex-situ sering diperlukan untuk keberhasilan jangka panjang konservasi. Misalnya, penangkaran satwa di kebun binatang dapat digunakan untuk memperkuat populasi liar melalui program reintroduksi.