Peristiwa Isro Mi'raj
Isra Mi'raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam satu malam, yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Peristiwa ini terjadi pada periode akhir kenabian Muhammad di Mekah, sebelum hijrah ke Madinah. Isra Mi'raj adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Isra
Isra adalah bagian pertama dari perjalanan ini, di mana Nabi Muhammad melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. Perjalanan ini terjadi dengan cara yang sangat cepat dan menggunakan kendaraan yang disebut Buraq. Peristiwa ini disebutkan dalam surah Al-Isra ayat 1:
"Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Mi'raj
Mi'raj adalah bagian kedua dari perjalanan ini, di mana Nabi Muhammad naik ke langit dan bertemu dengan para nabi sebelumnya serta berbincang dengan Allah. Dalam perjalanan Mi'raj, Nabi Muhammad mencapai Sidratul Muntaha, sebuah tempat yang dianggap sebagai batas akhir pengetahuan makhluk dan awal pengetahuan Allah. Di sinilah Nabi Muhammad menerima perintah untuk menjalankan salat lima waktu sehari semalam.
Signifikansi
Isra Mi'raj memiliki makna spiritual yang sangat mendalam bagi umat Islam. Peristiwa ini menegaskan kedudukan Masjidil Aqsa sebagai salah satu tempat suci dalam Islam. Selain itu, perintah salat lima waktu yang diterima Nabi Muhammad selama Mi'raj menjadi rukun Islam yang sangat penting dan wajib dijalankan oleh setiap Muslim.
Perayaan
Isra Mi'raj diperingati oleh umat Islam setiap tanggal 27 Rajab dalam kalender Hijriah. Pada hari ini, umat Islam biasanya mengadakan berbagai kegiatan keagamaan seperti pengajian, ceramah, dan salat berjamaah untuk mengenang perjalanan suci Nabi Muhammad.