Pewarna Alami dari Hewan

Revisi sejak 25 Juli 2025 23.26 oleh Budi (bicara | kontrib) (Batch created by Azure OpenAI)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Selain berasal dari tumbuhan, beberapa pewarna alami juga dapat diperoleh dari hewan tertentu. Pewarna alami dari hewan umumnya berupa pigmen yang dihasilkan melalui proses biologis pada tubuh hewan tersebut. Meskipun penggunaannya tidak sebanyak pewarna tumbuhan, pewarna hewani tetap memiliki peran penting dalam sejarah pewarnaan.

Contoh Pewarna Hewani

Salah satu pewarna hewani yang terkenal adalah karmin, yang diekstrak dari serangga cochineal. Pewarna ini menghasilkan warna merah cerah dan sering digunakan dalam industri makanan dan kosmetik. Selain itu, tinta cumi-cumi digunakan sebagai pewarna hitam alami dalam beberapa masakan tradisional.

Sejarah dan Tradisi

Penggunaan pewarna dari hewan telah dikenal sejak lama, terutama di wilayah Amerika Selatan dan Eropa. Karmin, misalnya, merupakan komoditas ekspor penting pada masa penjajahan Spanyol.

Kontroversi dan Etika

Penggunaan pewarna alami dari hewan sering menuai kontroversi, terutama dari kalangan vegetarian dan vegan. Oleh sebab itu, industri makanan dan kosmetik kini banyak beralih ke pewarna nabati sebagai alternatif.