Dermatitis atopik

Revisi sejak 22 Oktober 2025 21.38 oleh Budi (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Dermatitis atopik adalah suatu bentuk eksim kronis yang ditandai dengan peradangan pada kulit, rasa gatal yang intens, dan kekeringan kulit yang berulang. Kondisi ini sering muncul sejak masa kanak-kanak, namun dapat berlanjut hingga dewasa. Dermatitis atopik termasuk dalam kelompok penyakit alergi yang sering berkaitan dengan asma atau rinitis alergi, yang dikenal sebagai "atopic triad". Penyakit ini tidak menular, namun dapat memengaruhi kualita...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dermatitis atopik adalah suatu bentuk eksim kronis yang ditandai dengan peradangan pada kulit, rasa gatal yang intens, dan kekeringan kulit yang berulang. Kondisi ini sering muncul sejak masa kanak-kanak, namun dapat berlanjut hingga dewasa. Dermatitis atopik termasuk dalam kelompok penyakit alergi yang sering berkaitan dengan asma atau rinitis alergi, yang dikenal sebagai "atopic triad". Penyakit ini tidak menular, namun dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya karena gejala yang mengganggu dan risiko infeksi sekunder akibat garukan.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti dermatitis atopik belum sepenuhnya diketahui, namun diyakini melibatkan kombinasi faktor genetika, sistem imun, dan lingkungan. Mutasi pada gen yang mengatur fungsi barier kulit, seperti filaggrin, dapat menyebabkan kulit kehilangan kemampuannya menahan kelembapan dan melindungi dari alergen. Faktor risiko yang umum meliputi riwayat keluarga dengan penyakit alergi, paparan zat iritan, dan lingkungan dengan tingkat polusi atau kelembapan tertentu. Selain itu, stres psikologis juga dapat memperburuk kondisi ini.

Gejala Klinis

Gejala dermatitis atopik dapat bervariasi tergantung usia penderita. Pada bayi, biasanya muncul bercak kemerahan dan kulit kering di wajah dan kulit kepala. Pada anak-anak dan orang dewasa, lesi sering muncul di lipatan siku, belakang lutut, dan leher. Gejala umum meliputi:

  1. Kulit kering dan bersisik
  2. Rasa gatal yang intens terutama pada malam hari
  3. Bercak kemerahan atau peradangan
  4. Penebalan kulit akibat garukan kronis
  5. Luka atau krusta akibat infeksi sekunder

Mekanisme Terjadinya

Dermatitis atopik terjadi karena gangguan pada fungsi barier kulit yang menyebabkan kehilangan air dan peningkatan penetrasi alergen atau mikroba. Sistem imun penderita merespons secara berlebihan terhadap rangsangan ringan, memicu peradangan kronis. Kondisi ini sering disertai peningkatan produksi IgE dalam darah, yang merupakan penanda reaksi alergi. Aktivasi sel T dan pelepasan sitokin turut berperan dalam memperkuat proses inflamasi.

Diagnosis

Diagnosis dermatitis atopik biasanya dilakukan secara klinis berdasarkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Tidak ada tes tunggal yang dapat memastikan penyakit ini, namun pemeriksaan tambahan seperti tes alergi kulit atau pengukuran kadar IgE dapat membantu. Kriteria diagnostik yang sering digunakan mencakup gejala gatal kronis, lokasi lesi khas, riwayat penyakit alergi dalam keluarga, dan kekambuhan gejala.

Pengobatan

Pengobatan dermatitis atopik bertujuan mengurangi gejala, memperbaiki fungsi barier kulit, dan mencegah kekambuhan. Pendekatan yang umum meliputi:

  1. Penggunaan pelembap secara rutin
  2. Krim atau salep kortikosteroid topikal untuk mengurangi peradangan
  3. Obat antihistamin untuk mengatasi gatal
  4. Terapi imunomodulator topikal seperti tacrolimus atau pimecrolimus
  5. Fototerapi dengan sinar UVB pada kasus tertentu

Pencegahan Kekambuhan

Pencegahan kekambuhan memerlukan perawatan kulit yang konsisten dan penghindaran faktor pencetus. Penderita dianjurkan mengenali dan menghindari alergen, memakai pakaian yang lembut, serta menjaga kelembapan udara di lingkungan. Menghindari penggunaan sabun keras atau bahan kimia tertentu juga penting untuk mempertahankan kesehatan kulit.

Komplikasi

Dermatitis atopik dapat menimbulkan komplikasi seperti infeksi kulit akibat bakteri Staphylococcus aureus. Infeksi ini dapat memperparah peradangan dan memerlukan pengobatan antibiotik. Selain itu, penderita juga berisiko mengalami gangguan tidur dan masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan.

Epidemiologi

Dermatitis atopik adalah salah satu penyakit kulit yang paling umum di seluruh dunia. Prevalensinya tinggi pada anak-anak, terutama di negara-negara dengan gaya hidup modern dan lingkungan perkotaan. Data epidemiologi menunjukkan bahwa angka kejadian meningkat dalam beberapa dekade terakhir, kemungkinan terkait dengan perubahan pola hidup, paparan polusi, dan faktor diet.

Prognosis

Prognosis dermatitis atopik bervariasi. Sebagian besar anak akan mengalami perbaikan gejala seiring bertambah usia, namun pada sebagian penderita, kondisi ini dapat menetap hingga dewasa. Pengelolaan yang baik dapat membantu mengurangi frekuensi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Penelitian Terkini

Penelitian terkini berfokus pada terapi biologis yang menargetkan jalur imun tertentu, seperti penggunaan antibodi monoklonal terhadap interleukin-4 dan interleukin-13. Obat-obatan ini memberikan harapan bagi penderita dengan kasus berat yang tidak responsif terhadap terapi konvensional. Selain itu, penelitian mengenai peran mikrobioma kulit dalam dermatitis atopik sedang berkembang, dengan harapan dapat membuka jalan untuk terapi berbasis probiotik atau modulasi mikroba.

Kesimpulan

Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit kronis yang kompleks, melibatkan interaksi antara faktor genetik, imunologis, dan lingkungan. Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan sepenuhnya, pengelolaan yang tepat dapat membantu penderita menjalani hidup yang lebih nyaman. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan kulit dan penghindaran faktor pencetus sangat berperan dalam mengendalikan penyakit ini dan mengurangi dampak yang ditimbulkannya.