Amphipoda adalah salah satu ordo dari Crustacea yang terdiri atas hewan kecil mirip udang, biasanya berukuran beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Mereka memiliki tubuh yang terkompresi dari sisi lateral, tidak seperti udang yang terkompresi secara dorsoventral. Amphipoda ditemukan di berbagai habitat, mulai dari perairan laut dalam, air tawar, hingga lingkungan darat yang lembab. Keberadaan mereka sangat penting dalam ekosistem karena berperan sebagai pemakan detritus, predator kecil, dan mangsa bagi berbagai hewan lain.
Taksonomi dan Klasifikasi
Amphipoda termasuk dalam subkelas Malacostraca, yang juga mencakup ordo lain seperti Decapoda dan Isopoda. Ordo ini terdiri dari ribuan spesies yang dikelompokkan ke dalam berbagai famili. Klasifikasi Amphipoda didasarkan pada ciri morfologi seperti bentuk tubuh, jumlah segmen antena, dan struktur kaki. Terdapat pembagian menjadi beberapa subordo, di antaranya:
- Gammaridea – kelompok terbesar, umumnya ditemukan di perairan dangkal dan air tawar.
- Caprellidea – dikenal sebagai "udang kerangka" karena tubuhnya sangat ramping.
- Hyperiidea – sering ditemukan di laut terbuka, banyak yang hidup bersimbiosis dengan ubur-ubur.
Morfologi
Tubuh Amphipoda terdiri atas tiga bagian utama: kepala, toraks, dan abdomen. Mereka memiliki dua pasang antenna yang berfungsi sebagai organ sensorik. Kaki depan sering dimodifikasi menjadi gnathopod yang digunakan untuk menangkap makanan atau mempertahankan diri. Tidak memiliki cangkang karapas seperti pada udang atau kepiting. Warna tubuh Amphipoda bervariasi, mulai dari transparan, putih, hingga kecokelatan, tergantung habitat dan spesiesnya.
Habitat
Amphipoda dapat ditemukan di berbagai jenis habitat:
- Perairan laut dangkal, seperti terumbu karang dan padang lamun.
- Laut dalam, termasuk zona hadal.
- Sungai, danau, dan rawa air tawar.
- Lingkungan darat lembab, seperti di bawah serasah daun atau lumut.
Beberapa spesies memiliki toleransi salinitas yang tinggi, sehingga mampu hidup di perairan payau.
Perilaku dan Pola Makan
Sebagian besar Amphipoda adalah pemakan detritus dan material organik yang membusuk. Mereka membantu proses dekomposisi di ekosistem perairan. Beberapa spesies bersifat herbivora, memakan alga atau tumbuhan air, sementara yang lain adalah karnivora atau pemangsa mikrofauna. Pola makan ini sangat bervariasi tergantung habitat dan morfologi mulut.
Reproduksi
Amphipoda bereproduksi secara seksual, dengan pembuahan internal. Jantan biasanya memegang betina selama periode sebelum molting untuk memastikan pembuahan. Betina membawa telur dalam kantung khusus yang disebut oostegit, hingga menetas menjadi juvenile yang mirip dengan individu dewasa. Tidak ada tahap larva planktonik seperti pada banyak crustacea lainnya.
Peran Ekologis
Amphipoda memiliki peran penting dalam rantai makanan. Mereka menjadi sumber makanan bagi berbagai ikan, burung laut, dan mamalia laut kecil. Selain itu, keberadaan mereka membantu menjaga kebersihan habitat dengan memakan bahan organik yang membusuk.
Adaptasi
Beberapa spesies Amphipoda memiliki adaptasi khusus untuk bertahan hidup di lingkungan ekstrem. Misalnya, spesies laut dalam mampu bertahan pada tekanan tinggi dan suhu rendah. Spesies darat memiliki kemampuan untuk mengurangi kehilangan air dengan hidup di tempat lembab dan aktif pada malam hari.
Interaksi dengan Manusia
Meskipun tidak memiliki nilai ekonomi yang besar seperti udang atau kepiting, Amphipoda sering digunakan sebagai indikator kualitas air. Kehadiran atau ketiadaan mereka dapat menunjukkan tingkat pencemaran di suatu perairan. Di bidang penelitian, mereka digunakan dalam studi ekologi dan toksikologi perairan.
Spesies Penting
Beberapa spesies Amphipoda yang dikenal luas antara lain:
- Gammarus pulex – umum di sungai dan danau Eropa.
- Caprella mutica – spesies invasif yang ditemukan di berbagai pelabuhan.
- Themisto gaudichaudii – hidup di laut terbuka dan berasosiasi dengan plankton.
Ancaman dan Konservasi
Populasi Amphipoda dapat terancam oleh pencemaran air, perubahan iklim, dan hilangnya habitat. Peningkatan suhu air dan perubahan salinitas dapat memengaruhi distribusi dan kelangsungan hidup mereka. Upaya konservasi sering dilakukan melalui perlindungan habitat alami dan pengendalian polusi.
Penelitian Terkini
Penelitian modern pada Amphipoda mencakup studi tentang genom, fisiologi adaptasi, dan interaksi ekosistem. Teknologi seperti mikroskop elektron dan sequencing DNA membantu memahami struktur tubuh dan hubungan filogenetik mereka. Studi ini memberikan wawasan baru tentang peran Amphipoda dalam ekosistem global dan potensi pemanfaatannya dalam bioteknologi.