Fecal microbiota transplantation

Revisi sejak 24 September 2025 09.38 oleh Budi (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Fecal microbiota transplantation (FMT) atau transplantasi mikrobiota feses adalah prosedur medis yang melibatkan transfer material tinja dari donor sehat ke saluran pencernaan pasien. Tujuannya adalah untuk memulihkan keseimbangan mikrobioma usus yang terganggu, biasanya akibat penyakit atau penggunaan antibiotik jangka panjang. FMT telah menjadi topik penelitian yang berkembang pesat dalam bidang gastroenterologi dan infeksi, terutama untuk pengo...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Fecal microbiota transplantation (FMT) atau transplantasi mikrobiota feses adalah prosedur medis yang melibatkan transfer material tinja dari donor sehat ke saluran pencernaan pasien. Tujuannya adalah untuk memulihkan keseimbangan mikrobioma usus yang terganggu, biasanya akibat penyakit atau penggunaan antibiotik jangka panjang. FMT telah menjadi topik penelitian yang berkembang pesat dalam bidang gastroenterologi dan infeksi, terutama untuk pengobatan infeksi berulang oleh *Clostridioides difficile*. Prosedur ini memanfaatkan konsep bahwa komunitasbakteri yang sehat dapat membantu memulihkan fungsi normal usus.

Sejarah dan perkembangan

Konsep FMT bukanlah hal yang sepenuhnya baru. Catatan medis dari Tiongkok abad ke-4 menyebutkan penggunaan "sup kuning" yang mengandung feses untuk mengobati gangguan pencernaan berat. Di dunia Barat, prosedur ini mulai mendapat perhatian pada akhir abad ke-20 setelah laporan keberhasilan dalam mengobati infeksi *C. difficile*. Sejak awal 2000-an, FMT mengalami perkembangan signifikan berkat kemajuan teknologi sekuensing DNA dan pemahaman yang lebih baik tentang mikroorganisme usus.

Indikasi medis

FMT digunakan terutama untuk menangani infeksi *Clostridioides difficile* yang sulit diobati dengan antibiotik. Infeksi ini sering terjadi setelah terapi antibiotik yang mengganggu ekosistem bakteri normal usus. Selain itu, FMT sedang diteliti untuk potensi manfaat pada kondisi lain, seperti:

  1. Penyakit radang usus (Inflammatory Bowel Disease/IBD), termasuk kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.
  2. Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus.
  3. Autisme terkait gangguan gastrointestinal.
  4. Diabetes tipe 2 yang berhubungan dengan disbiosis.
  5. Obesitas dan sindrom metabolik.

Mekanisme kerja

FMT bekerja dengan memperkenalkan komunitas mikroba sehat ke dalam usus pasien yang mengalami disbiosis. Mikroba tersebut membantu mengembalikan keragaman dan fungsi ekosistem usus, termasuk produksi metabolit penting seperti asam lemak rantai pendek dan vitamin tertentu. Proses ini juga dapat memodulasi sistem imun dan mengurangi peradangan.

Persiapan donor

Pemilihan donor sangat penting untuk keberhasilan FMT. Donor biasanya harus menjalani pemeriksaan kesehatan yang ketat, termasuk:

  1. Riwayat kesehatan lengkap untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit menular.
  2. Pemeriksaan laboratorium untuk HIV, hepatitis, dan patogen usus lainnya.
  3. Evaluasi diet dan gaya hidup untuk memastikan kesehatan mikrobioma.
  4. Tes feses untuk mendeteksi parasit, virus, dan bakteri patogen.

Prosedur pelaksanaan

FMT dapat dilakukan melalui beberapa metode administrasi, seperti:

  1. Koloskopi untuk menyuntikkan suspensi feses langsung ke usus besar.
  2. Enema yang digunakan untuk mengirimkan mikrobiota ke bagian bawah usus.
  3. Kapsul oral yang mengandung mikrobiota beku atau kering.
  4. Nasogastric atau nasojejunal tube untuk memasukkan mikrobiota ke saluran pencernaan bagian atas.

Keamanan dan efek samping

Secara umum, FMT dianggap aman jika dilakukan dengan protokol yang tepat. Namun, beberapa pasien dapat mengalami efek samping ringan seperti diare, kembung, atau demam. Risiko yang lebih serius mencakup transmisi penyakit menular jika skrining donor tidak memadai. Oleh karena itu, prosedur ini biasanya dilakukan di lingkungan medis terkontrol.

Regulasi dan etika

Karena FMT melibatkan transfer material biologis, regulasi ketat diberlakukan di banyak negara. Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) mengatur FMT sebagai produk biologis investigasi. Aspek etika meliputi persetujuan pasien, kerahasiaan data donor, dan transparansi mengenai potensi risiko serta manfaat.

Penelitian dan perkembangan terbaru

Penelitian FMT saat ini mencakup pengembangan kapsul mikrobiota standar, identifikasi spesies kunci yang memberikan manfaat klinis, dan penggunaan FMT sebagai terapi tambahan untuk berbagai penyakit kronis. Studi juga meneliti dampak jangka panjang FMT terhadap kesehatan metabolik dan mental pasien.

Potensi di luar infeksi bakteri

Selain infeksi *C. difficile*, FMT memiliki potensi dalam memodulasi kondisi seperti alergi, gangguan mood, dan penyakit autoimun. Mekanisme ini diyakini terkait dengan hubungan antara otak dan usus yang dikenal sebagai gut-brain axis.

Tantangan dan keterbatasan

Meskipun menjanjikan, FMT masih menghadapi tantangan, termasuk:

  1. Standarisasi prosedur dan dosis yang tepat.
  2. Variabilitas hasil antar pasien.
  3. Kurangnya data jangka panjang.
  4. Potensi risiko yang belum sepenuhnya diketahui.

Masa depan FMT

Dengan kemajuan bioteknologi dan pemahaman mikrobioma, masa depan FMT kemungkinan akan mencakup terapi yang lebih tepat sasaran menggunakan kombinasi spesies bakteri tertentu. Pengembangan "mikrobiota sintetis" mungkin menjadi alternatif yang lebih aman dan terkontrol, membuka peluang baru dalam bidang pengobatan presisi.