Thalassemia adalah kelainan darah bawaan yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Pada penderita thalassemia, produksi hemoglobin terganggu sehingga sel darah merah menjadi mudah rusak dan menyebabkan anemia. Penyakit ini dapat bersifat ringan hingga berat, tergantung pada jenis dan tingkat mutasi gen yang dialami. Thalassemia umumnya diturunkan dari orang tua kepada anak melalui pewarisan sifat.
Jenis Thalassemia
Terdapat beberapa jenis thalassemia, yang dibedakan berdasarkan rantai globin yang terganggu pembentukannya. Dua tipe utama adalah:
- Thalassemia alfa: Terjadi jika gen yang mengatur produksi rantai alfa globin mengalami mutasi atau hilang.
- Thalassemia beta: Terjadi jika gen yang mengatur produksi rantai beta globin mengalami mutasi.
Kedua tipe ini memiliki subjenis yang berbeda-beda, seperti thalassemia minor, intermedia, dan mayor, yang menentukan tingkat keparahan penyakit.
Penyebab dan Faktor Risiko
Thalassemia disebabkan oleh mutasi genetik pada DNA yang mengatur produksi hemoglobin. Penyakit ini bersifat resesif, artinya seseorang dapat menjadi pembawa sifat (carrier) tanpa menunjukkan gejala jika hanya satu salinan gen yang rusak diwariskan. Faktor risiko thalassemia antara lain:
- Memiliki riwayat keluarga penderita thalassemia.
- Berasal dari wilayah dengan prevalensi tinggi, seperti Asia Tenggara, Timur Tengah, India, atau Mediterania.
- Pernikahan sedarah yang meningkatkan kemungkinan kedua orang tua membawa gen yang sama.
Gejala
Gejala thalassemia bervariasi tergantung tipe dan tingkat keparahan penyakit. Pada thalassemia minor, gejala mungkin tidak terlihat sama sekali. Namun pada bentuk yang lebih berat, gejala yang umum meliputi:
- Kelelahan berlebihan akibat anemia.
- Kulit pucat atau kekuningan.
- Pertumbuhan yang terhambat pada anak-anak.
- Pembesaran limpa.
- Deformitas tulang wajah akibat sumsum tulang bekerja keras memproduksi sel darah merah.
Diagnosis
Diagnosis thalassemia biasanya dilakukan melalui pemeriksaan tes darah lengkap (complete blood count/CBC) untuk mengukur kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah. Selain itu, pemeriksaan elektroforesis hemoglobin dapat mengidentifikasi jenis hemoglobin yang abnormal. Uji genetik juga dapat dilakukan untuk memastikan keberadaan mutasi gen penyebab thalassemia, terutama pada pasangan yang berencana memiliki anak.
Pengobatan
Tidak semua penderita thalassemia memerlukan pengobatan intensif. Pada kasus ringan, pemantauan rutin mungkin sudah cukup. Namun, pada thalassemia sedang hingga berat, pengobatan dapat mencakup:
- Transfusi darah rutin untuk menjaga kadar hemoglobin.
- Terapi kelasi besi untuk mencegah penumpukan zat besi akibat transfusi berulang.
- Transplantasi sumsum tulang sebagai satu-satunya terapi yang berpotensi menyembuhkan.
Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan baik, thalassemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:
- Gagal jantung akibat anemia kronis.
- Kerusakan hati dan organ lain akibat penumpukan zat besi.
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual pada anak.
- Infeksi berulang karena sistem kekebalan tubuh melemah.
Pencegahan
Pencegahan thalassemia terutama dilakukan melalui skrining dan konseling genetik. Pasangan yang memiliki riwayat keluarga thalassemia dianjurkan untuk melakukan tes pembawa sifat sebelum menikah atau merencanakan kehamilan. Deteksi dini dapat membantu menghindari kelahiran anak dengan thalassemia mayor, yang membutuhkan perawatan seumur hidup.
Thalassemia di Indonesia
Di Indonesia, thalassemia termasuk dalam daftar penyakit tidak menular yang menjadi perhatian pemerintah. Program skrining thalassemia mulai digalakkan di sekolah-sekolah menengah atas untuk mendeteksi pembawa sifat. Beberapa daerah dengan angka kejadian tinggi melaksanakan kampanye edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat.
Dukungan dan Edukasi
Organisasi pasien dan keluarga penderita thalassemia berperan penting dalam memberikan dukungan moral dan edukasi. Mereka membantu menyebarkan informasi mengenai penanganan penyakit, hak-hak pasien, dan akses terhadap fasilitas kesehatan. Edukasi kepada masyarakat umum juga penting untuk mengurangi stigma terhadap penderita.
Penelitian dan Perkembangan Baru
Penelitian mengenai thalassemia terus berkembang, termasuk studi tentang terapi gen yang bertujuan memperbaiki mutasi penyebab penyakit. Teknologi seperti CRISPR-Cas9 dan teknik rekayasa sel punca memberikan harapan baru bagi penderita. Meski masih dalam tahap penelitian, beberapa uji klinis telah menunjukkan hasil yang menjanjikan.
Kesadaran Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang thalassemia sangat penting untuk menekan angka kejadian. Edukasi mengenai pentingnya skrining, pencegahan pernikahan sesama pembawa sifat, dan pemahaman tentang pengelolaan penyakit dapat membantu mengurangi beban sosial dan ekonomi akibat thalassemia. Dengan kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, diharapkan penderita thalassemia dapat memperoleh kualitas hidup yang lebih baik.