Tantangan dalam Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah

Revisi sejak 1 Agustus 2025 23.02 oleh Budi (bicara | kontrib) (Batch created by Azure OpenAI)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi pembelajaran berbasis masalah tidak lepas dari berbagai tantangan. Faktor-faktor seperti kesiapan guru, fasilitas, dan karakteristik siswa sering kali menjadi hambatan dalam penerapan model ini di sekolah.

Kesiapan Guru dan Siswa

Salah satu tantangan utama adalah kesiapan guru dalam merancang dan melaksanakan PBL. Guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan memiliki keterampilan dalam mengelola proses belajar yang student-centered. Sementara itu, siswa juga perlu dibekali dengan keterampilan belajar mandiri.

Keterbatasan Sarana dan Prasarana

Keterbatasan sarana dan prasarana seperti ruang kelas, akses informasi, dan teknologi dapat menghambat proses pembelajaran berbasis masalah. Sekolah perlu memastikan adanya dukungan fasilitas yang memadai agar PBL dapat berjalan efektif.

Evaluasi Hasil Belajar

Proses evaluasi dalam PBL juga menjadi tantangan tersendiri karena harus mempertimbangkan proses dan hasil akhir yang dicapai siswa. Evaluasi tidak hanya berfokus pada jawaban benar, tetapi juga pada proses berpikir dan kerjasama tim.