Eksistensialisme adalah suatu aliran filsafat yang berfokus pada kebebasan, tanggung jawab individu, dan makna hidup manusia. Aliran ini berkembang di Eropa pada abad ke-20 sebagai respons terhadap krisis modernitas serta ketidakpastian dalam kehidupan manusia. Eksistensialisme menekankan pentingnya pilihan dan tindakan individu dalam menentukan jati diri dan makna hidupnya. Pemikiran ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman manusia dalam menghadapi kecemasan, kesepian, dan absurditas.
Sejarah Eksistensialisme
Eksistensialisme mulai dikenal luas pada awal abad ke-20 melalui karya-karya Jean-Paul Sartre, Simone de Beauvoir, Albert Camus, dan Martin Heidegger. Namun, akar pemikirannya dapat ditemukan dalam karya Søren Kierkegaard dan Friedrich Nietzsche. Eksistensialisme berkembang pesat di Prancis setelah Perang Dunia II, ketika banyak orang mempertanyakan makna hidup setelah tragedi besar tersebut.
Pokok-Pokok Pemikiran
Fokus utama eksistensialisme terletak pada kebebasan manusia dalam memilih dan bertindak. Setiap individu bertanggung jawab atas pilihannya sendiri dan harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya. Eksistensialisme juga menekankan konsep "keberadaan mendahului esensi," yang berarti manusia membentuk dirinya melalui tindakan, bukan melalui hakikat bawaan.
Pengaruh dalam Budaya
Eksistensialisme tidak hanya memengaruhi bidang filsafat, tetapi juga seni, sastra, dan psikologi. Banyak penulis, seperti Franz Kafka dan Fyodor Dostoyevsky, mengekspresikan tema-tema eksistensialis dalam karya-karya mereka. Eksistensialisme juga berperan dalam perkembangan psikoterapi modern, khususnya dalam pendekatan logoterapi yang dikembangkan oleh Viktor Frankl.