Lompat ke isi

Sejarah Perkembangan Aksiologi

Dari Wiki Berbudi
Revisi sejak 31 Juli 2025 22.02 oleh Budi (bicara | kontrib) (Batch created by Azure OpenAI)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Aksiologi sebagai cabang filsafat telah mengalami perkembangan sejak zaman kuno hingga modern. Konsep tentang nilai dan penilaian sudah muncul dalam pemikiran para filsuf Yunani, kemudian mengalami berbagai perubahan dan penajaman seiring perkembangan pemikiran manusia.

Aksiologi dalam Filsafat Kuno

Para filsuf seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles telah membahas tentang baik dan buruk, indah dan jelek, serta nilai-nilai kehidupan. Mereka menekankan pentingnya kebajikan dan keharmonisan dalam hidup manusia.

Perkembangan di Abad Pertengahan dan Modern

Pada masa Abad Pertengahan, aksiologi lebih banyak dipengaruhi oleh ajaran agama, terutama Kristen di Eropa. Memasuki zaman modern, pemikiran tentang nilai menjadi lebih rasional dan sekuler, dipelopori oleh filsuf-filsuf seperti Immanuel Kant, John Stuart Mill, dan Friedrich Nietzsche.

Aksiologi Kontemporer

Di era kontemporer, aksiologi berkembang dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, psikologi, dan sosiologi. Perkembangan ini menunjukkan bahwa nilai-nilai tidak hanya bersifat tetap, tetapi juga dipengaruhi oleh budaya, waktu, dan perkembangan ilmu pengetahuan.