Diagnosis Dermatomiositis

Revisi sejak 30 Juli 2025 10.44 oleh Budi (bicara | kontrib) (Batch created by Azure OpenAI)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Diagnosis dermatomiositis membutuhkan evaluasi menyeluruh karena gejalanya dapat menyerupai penyakit otot dan kulit lainnya. Proses diagnosis memadukan temuan klinis, laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa kelemahan otot simetris, terutama pada otot proksimal, serta keberadaan ruam khas seperti ruam heliotrope di kelopak mata dan papula Gottron di jari-jari. Pemeriksaan sendi dan organ lain juga dilakukan untuk menilai keterlibatan sistemik.

Pemeriksaan Laboratorium

Tes darah dapat menunjukkan peningkatan kadar enzim otot seperti kreatin kinase (CK) dan aldolase. Pemeriksaan autoantibodi spesifik seperti anti-Mi-2 dapat membantu menegakkan diagnosis.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan elektromiografi (EMG) dan biopsi otot memberikan informasi penting mengenai peradangan otot. MRI otot dapat digunakan untuk mendeteksi area otot yang mengalami inflamasi. Biopsi kulit juga dapat dilakukan pada kasus ruam yang mencurigakan.