Peran Kortisol dalam Respons Stres

Revisi sejak 29 Juli 2025 22.30 oleh Budi (bicara | kontrib) (Batch created by Azure OpenAI)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Hormon kortisol sangat dikenal dalam kaitannya dengan respons tubuh terhadap stres. Ketika seseorang mengalami stres, baik fisik maupun emosional, kadar kortisol dalam darah akan meningkat untuk membantu tubuh beradaptasi terhadap situasi tersebut.

Mekanisme Respons Stres

Saat menghadapi stres, tubuh mengaktifkan poros HPA yang berujung pada peningkatan produksi kortisol. Hormon ini kemudian memobilisasi energi dengan meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa di hati, sehingga menyediakan sumber energi tambahan bagi tubuh.

Efek Jangka Panjang Stres Kronis

Paparan stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan kadar kortisol tetap tinggi dalam tubuh. Hal ini berpotensi menimbulkan dampak negatif seperti gangguan tidur, penurunan fungsi sistem imun, dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Strategi Mengelola Stres

Pengelolaan stres yang baik sangat penting untuk menjaga kadar kortisol tetap normal. Beberapa metode yang dapat digunakan meliputi teknik relaksasi, olahraga teratur, serta menjaga pola tidur yang sehat.