Perhitungan Payback Period

Revisi sejak 27 Juli 2025 04.42 oleh Budi (bicara | kontrib) (Batch created by Azure OpenAI)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Perhitungan Payback Period merupakan langkah krusial dalam analisis kelayakan investasi. Dengan mengetahui periode pengembalian, perusahaan dapat menilai seberapa cepat risiko investasi dapat dipulihkan. Proses perhitungan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung pada pola arus kas yang dihasilkan oleh proyek.

Perhitungan Sederhana

Jika arus kas masuk setiap periode adalah tetap, perhitungan Payback Period cukup mudah dilakukan. Caranya dengan membagi jumlah investasi awal dengan arus kas masuk tahunan. Rumus dasarnya adalah: Payback Period = Investasi Awal / Arus Kas Tahunan.

Perhitungan dengan Arus Kas Tidak Tetap

Dalam banyak kasus, arus kas masuk setiap tahun berbeda-beda. Untuk kondisi seperti ini, perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan arus kas per tahun hingga jumlah kumulatifnya sama atau melebihi investasi awal. Jika arus kas kumulatif sudah melebihi investasi awal di suatu tahun, maka Payback Period dihitung dengan interpolasi.

Contoh Kasus

Sebagai contoh, sebuah perusahaan menginvestasikan Rp100 juta dan memperoleh arus kas masing-masing Rp30 juta, Rp40 juta, dan Rp50 juta pada tiga tahun pertama. Dengan menjumlahkan arus kas, perusahaan dapat menentukan kapan investasi awal telah kembali. Konsep ini sering digunakan dalam analisis investasi dan studi kelayakan proyek.