Proses pembentukan laterit merupakan hasil dari pelapukan kimia yang terjadi secara intensif di wilayah tropis yang memiliki curah hujan tinggi dan suhu rata-rata yang hangat. Proses ini menyebabkan konsentrasi unsur-unsur tertentu, terutama besi dan aluminium, di dalam tanah. Akibat proses ini, laterit menjadi salah satu tanah yang paling umum dijumpai di kawasan tropis seperti Asia Tenggara dan Afrika.

Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi merupakan proses utama yang membentuk laterit. Air hujan yang asam mengikis mineral pada batuan induk dan melarutkan unsur-unsur seperti kalsium, natrium, dan kalium. Sementara itu, unsur besi dan aluminium yang lebih tahan terhadap pelapukan akan tertinggal dan terakumulasi di permukaan tanah.

Faktor Lingkungan

Iklim tropis yang lembap sangat berpengaruh terhadap pembentukan laterit. Curah hujan tinggi mempercepat proses pencucian tanah, sedangkan suhu hangat mempercepat reaksi kimia. Vegetasi yang lebat juga berperan dalam menambah keasaman tanah melalui proses pelapukan organik.

Hasil Akhir

Setelah proses pelapukan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, lapisan laterit yang terbentuk bisa sangat tebal dan keras. Lapisan ini seringkali mengandung nodul-nodul besi dan aluminium yang teroksidasi, memberikan tekstur dan warna khas pada laterit.