Mikroorganisme memegang peranan penting dalam proses bioremediasi karena kemampuannya menguraikan berbagai jenis polutan menjadi senyawa yang lebih sederhana dan tidak berbahaya. Berbagai spesies bakteri, jamur, dan bahkan alga digunakan dalam aplikasi bioremediasi di lingkungan yang tercemar. Pemilihan mikroorganisme tertentu sangat bergantung pada jenis kontaminan dan kondisi lingkungan.

Bakteri Pengurai Polutan

Beberapa bakteri, seperti Pseudomonas, Bacillus, dan Rhodococcus, terkenal mampu mendegradasi senyawa organik berbahaya seperti hidrokarbon, pestisida, dan logam berat. Bakteri ini bekerja dengan cara memecah struktur kimia polutan dan mengubahnya menjadi zat yang lebih aman.

Jamur dan Alga dalam Bioremediasi

Selain bakteri, jamur seperti Phanerochaete chrysosporium dan alga tertentu juga dapat digunakan dalam bioremediasi. Jamur mampu menghasilkan enzim yang dapat mengurai senyawa kompleks seperti poliklorinasi bifenil (PCB), sedangkan alga efektif untuk menyerap logam berat dari air.

Pengembangan Mikroorganisme Rekayasa

Perkembangan bioteknologi telah memungkinkan rekayasa genetika mikroorganisme untuk meningkatkan efisiensi bioremediasi. Dengan teknik tertentu, mikroorganisme dapat dimodifikasi agar lebih tahan terhadap polutan atau lebih cepat dalam proses degradasi.