Anemia sel sabit tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi aspek psikososial penderita. Gejala kronis, frekuensi rawat inap, dan keterbatasan aktivitas sering menimbulkan stres dan kecemasan, terutama pada anak dan remaja.

Stigma dan Diskriminasi

Penderita anemia sel sabit kadang menghadapi stigma dan diskriminasi di lingkungan sosial, sekolah, atau tempat kerja karena keterbatasan fisik dan anggapan masyarakat yang kurang tepat. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri dan motivasi penderita.

Dampak pada Keluarga

Keluarga penderita juga sering mengalami beban emosional dan ekonomi akibat biaya pengobatan dan kebutuhan khusus penderita. Dukungan keluarga sangat penting untuk membantu penderita menghadapi tantangan hidup sehari-hari.

Dukungan Psikologis dan Konseling

Dukungan psikologis dan konseling sangat diperlukan bagi penderita dan keluarga. Kelompok dukungan pasien dan edukasi tentang penyakit dapat meningkatkan kualitas hidup serta memperkuat ketahanan mental dalam menghadapi penyakit kronis ini.