Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi yang mengorbit pada jarak rata-rata sekitar 384.400 km. Bulan memiliki pengaruh besar terhadap pasang surut laut dan berbagai fenomena alam lainnya. Permukaan Bulan terdiri dari batuan vulkanik, kawah, dan dataran luas yang disebut mare. Perubahan penampakan Bulan dari Bumi disebut sebagai fase Bulan.

Orbit dan Rotasi Bulan

Bulan mengorbit Bumi dalam periode sideris sekitar 27,3 hari, namun fase Bulan berulang dalam periode sinodik sekitar 29,5 hari. Rotasi Bulan sinkron dengan revolusinya, sehingga selalu memperlihatkan sisi yang sama ke arah Bumi. Fenomena ini disebut tidal locking.

Mekanisme Terjadinya Fase Bulan

Fase Bulan terjadi akibat perbedaan posisi relatif antara Bulan, Bumi, dan Matahari. Cahaya Matahari yang memantul dari permukaan Bulan terlihat berbeda tergantung sudut pandang dari Bumi. Perubahan ini membentuk siklus yang dapat diprediksi.

Daftar Fase Bulan

  1. Bulan baru (new moon)
  2. Bulan sabit awal (waxing crescent)
  3. Kuartal pertama (first quarter)
  4. Bulan purnama (full moon)
  5. Kuartal terakhir (last quarter)
  6. Bulan sabit akhir (waning crescent)

Pengaruh Fase Bulan terhadap Bumi

Fase Bulan mempengaruhi intensitas pasang surut. Pasang maksimum terjadi saat Bulan purnama dan Bulan baru, yang disebut pasang purnama (spring tide). Sebaliknya, pasang minimum terjadi saat kuartal pertama dan kuartal terakhir, disebut pasang perbani (neap tide).

Pengamatan Fase Bulan

Pengamatan fase Bulan dapat dilakukan dengan mata telanjang atau menggunakan teleskop. Posisi Bulan dapat diprediksi menggunakan perhitungan astronomi dan model gerak benda langit. Kalender lunar tradisional menggunakan fase Bulan sebagai penanda waktu.

Fase Bulan dalam Budaya dan Sejarah

Fase Bulan telah digunakan dalam sistem kalender, seperti kalender Hijriah dan kalender tradisional Asia Timur. Dalam beberapa budaya, fase tertentu dianggap memiliki makna simbolis atau religius.

Studi Ilmiah tentang Bulan

Misi Apollo 11 dan misi-misi berikutnya membawa sampel batuan Bulan ke Bumi, memungkinkan analisis komposisi geologi. Penelitian lanjutan menggunakan wahana tak berawak seperti Lunar Reconnaissance Orbiter memetakan permukaan Bulan secara detail.

Bulan sebagai Target Eksplorasi Masa Depan

Bulan menjadi target utama eksplorasi manusia untuk mendirikan pangkalan penelitian. Keberadaan es air di kawah-kawah kutub Bulan membuka peluang untuk menyediakan sumber daya bagi misi jangka panjang.