Neutrofil adalah salah satu jenis sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem imun bawaan pada tubuh manusia dan banyak hewan. Sel ini berperan penting dalam melawan infeksi bakteri dan jamur melalui mekanisme fagositosis, pelepasan enzim, serta pembentukan radikal bebas. Neutrofil merupakan granulosit paling melimpah di dalam darah, dengan jumlah normal berkisar antara 40–70% dari keseluruhan leukosit. Karena jumlahnya yang besar dan responnya yang cepat, neutrofil sering menjadi garis pertahanan pertama terhadap patogen yang masuk ke tubuh.
Struktur dan Ciri-ciri
Neutrofil termasuk ke dalam kelompok granulosit yang memiliki granula di dalam sitoplasma. Granula ini mengandung berbagai enzim seperti mieloperoksidase, elastase, dan protease yang berperan dalam menghancurkan patogen. Inti sel neutrofil biasanya terbagi menjadi beberapa lobus, umumnya tiga hingga lima, yang dihubungkan oleh jembatan kromatin tipis. Ciri morfologi ini sering digunakan sebagai tanda pembeda dalam pemeriksaan mikroskop cahaya.
Granula pada neutrofil terbagi menjadi dua jenis, yaitu granula primer (azurofil) dan granula sekunder (spesifik). Granula primer mengandung enzim hidrolitik yang kuat, sedangkan granula sekunder mengandung protein seperti laktoferrin yang berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan mengikat ion besi.
Fungsi
Fungsi utama neutrofil adalah sebagai sel fagosit yang menelan dan menghancurkan mikroorganisme. Proses ini dimulai ketika neutrofil mendeteksi sinyal kimia dari jaringan yang mengalami infeksi atau kerusakan. Neutrofil kemudian bergerak menuju lokasi tersebut melalui mekanisme kemotaksis. Setelah mencapai target, neutrofil akan menelan patogen ke dalam fagosom dan menghancurkannya dengan enzim serta senyawa oksidatif.
Selain fagositosis, neutrofil juga dapat melepaskan jaring DNA yang disebut NETs (Neutrophil Extracellular Traps) untuk menangkap dan membunuh patogen di luar sel. Mekanisme ini merupakan strategi tambahan yang digunakan sistem imun untuk membatasi penyebaran infeksi.
Peran dalam Sistem Imun
Neutrofil menjadi komponen penting dalam respon imun bawaan karena kemampuannya untuk bereaksi cepat terhadap ancaman. Mereka biasanya menjadi sel imun pertama yang tiba di lokasi infeksi. Respon cepat ini membantu mencegah patogen berkembang biak dan menyebar ke bagian tubuh lain sebelum limfosit dan komponen imun adaptif lainnya terlibat.
Neutrofil juga berinteraksi dengan sel-sel lain seperti makrofag dan sel dendritik untuk memicu respon imun adaptif. Melalui pelepasan sitokin dan kemokin, neutrofil dapat mengatur aktivitas sel imun lain dan memperkuat pertahanan tubuh.
Proses Pembentukan
Neutrofil dibentuk di sumsum tulang melalui proses hematopoiesis. Sel punca hematopoietik mengalami diferensiasi menjadi mieloblas, kemudian promielosit, mielosit, metamyelosit, hingga akhirnya menjadi neutrofil matang. Proses ini memakan waktu beberapa hari dan diatur oleh berbagai faktor pertumbuhan seperti G-CSF (Granulocyte Colony-Stimulating Factor).
Jumlah neutrofil dalam darah dapat meningkat secara cepat ketika tubuh mengalami infeksi akut. Hal ini disebabkan oleh pelepasan cadangan neutrofil dari sumsum tulang dan percepatan proses pematangan.
Siklus Hidup
Neutrofil memiliki umur yang relatif singkat, biasanya hanya hidup 5–90 jam dalam sirkulasi darah sebelum bermigrasi ke jaringan. Setelah melakukan tugasnya, neutrofil akan mengalami apoptosis dan dibersihkan oleh makrofag. Siklus hidup yang singkat ini memastikan bahwa neutrofil tidak menyebabkan kerusakan berlebihan pada jaringan setelah infeksi terkontrol.
Meskipun demikian, dalam kondisi tertentu seperti peradangan kronis, keberadaan neutrofil yang berkepanjangan dapat berkontribusi terhadap kerusakan jaringan.
Peran dalam Penyakit
Kadar dan fungsi neutrofil dapat berubah pada berbagai kondisi medis. Neutrofilia adalah peningkatan jumlah neutrofil yang dapat terjadi pada infeksi bakteri, peradangan, atau stres fisiologis. Sebaliknya, neutropenia adalah penurunan jumlah neutrofil yang dapat meningkatkan risiko infeksi serius, dan sering terjadi pada pasien yang menjalani kemoterapi.
Beberapa penyakit autoimun dan inflamasi kronis juga melibatkan aktivitas neutrofil yang abnormal, seperti artritis reumatoid dan lupus eritematosus sistemik. Pada kondisi ini, neutrofil dapat berkontribusi terhadap kerusakan jaringan melalui pelepasan enzim dan mediator inflamasi.
Pemeriksaan Laboratorium
Jumlah neutrofil biasanya diukur melalui pemeriksaan hitungan darah lengkap (Complete Blood Count/CBC). Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang kesehatan hematologis pasien dan membantu diagnosis berbagai penyakit. Analisis morfologi neutrofil juga dapat dilakukan dengan pewarnaan khusus seperti pewarnaan Wright atau Giemsa.
Selain jumlah, fungsi neutrofil juga dapat dinilai melalui uji fagositosis atau pengukuran produksi radikal bebas, meskipun pemeriksaan ini lebih jarang dilakukan di klinik rutin.
Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Neutrofil
Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah neutrofil dalam darah antara lain:
- Infeksi akut, terutama oleh bakteri.
- Stres fisik atau emosional.
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid.
- Penyakit sumsum tulang.
- Paparan radiasi.
Perubahan jumlah neutrofil yang signifikan sering menjadi indikator penting dalam evaluasi medis.
Mekanisme Pertahanan
Neutrofil melawan patogen melalui tiga mekanisme utama:
- Fagositosis dan penghancuran internal.
- Pelepasan enzim dan mediator inflamasi.
- Pembentukan NETs untuk menangkap patogen.
Ketiga mekanisme tersebut bekerja secara sinergis untuk memastikan patogen dieliminasi secara efektif.
Penelitian Terkini
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa neutrofil tidak hanya berperan dalam imun bawaan, tetapi juga mempengaruhi imun adaptif melalui interaksi dengan sel T dan sel B. Studi juga mengungkap peran neutrofil dalam penyembuhan luka dan regenerasi jaringan, meskipun mekanisme pastinya masih diteliti.
Beberapa terapi imunomodulator yang sedang dikembangkan menargetkan aktivitas neutrofil untuk mengendalikan peradangan berlebihan, seperti pada penyakit autoimun atau sepsis.
Kesimpulan
Neutrofil adalah komponen vital sistem imun yang bertugas melawan infeksi secara cepat dan efektif. Dengan jumlah yang melimpah dan kemampuan fagositosis yang kuat, sel ini menjadi garis pertahanan pertama tubuh terhadap ancaman mikroba. Pemahaman yang lebih dalam tentang fungsi dan regulasi neutrofil tidak hanya penting untuk ilmu dasar, tetapi juga untuk pengembangan strategi terapi terhadap berbagai penyakit yang melibatkan sistem imun.