Lompat ke isi

Nekrosis kaseosa: Perbedaan antara revisi

Dari Wiki Berbudi
←Membuat halaman berisi 'Nekrosis kaseosa adalah salah satu bentuk nekrosis yang ditandai dengan penampilan jaringan yang menyerupai keju lunak, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Istilah "kaseosa" berasal dari bahasa Latin *caseus* yang berarti keju. Kondisi ini umumnya terkait dengan tuberkulosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, meskipun dapat juga terjadi pada beberapa infeksi lain atau penyakit granulomatosa kronis. Nekrosis jenis...'
 
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1: Baris 1:
Nekrosis kaseosa adalah salah satu bentuk [[nekrosis]] yang ditandai dengan penampilan jaringan yang menyerupai keju lunak, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Istilah "kaseosa" berasal dari bahasa Latin *caseus* yang berarti keju. Kondisi ini umumnya terkait dengan [[tuberkulosis]] yang disebabkan oleh infeksi bakteri [[Mycobacterium tuberculosis]], meskipun dapat juga terjadi pada beberapa infeksi lain atau penyakit granulomatosa kronis. Nekrosis jenis ini memiliki ciri khas berupa hilangnya struktur jaringan asli yang digantikan oleh massa amorf berwarna putih kekuningan.
Nekrosis kaseosa adalah salah satu bentuk [[nekrosis]] yang ditandai dengan penampilan jaringan yang menyerupai keju lunak, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Istilah "kaseosa" berasal dari bahasa Latin '''caseus''' yang berarti keju. Kondisi ini umumnya terkait dengan [[tuberkulosis]] yang disebabkan oleh infeksi bakteri [[Mycobacterium tuberculosis]], meskipun dapat juga terjadi pada beberapa infeksi lain atau penyakit granulomatosa kronis. Nekrosis jenis ini memiliki ciri khas berupa hilangnya struktur jaringan asli yang digantikan oleh massa amorf berwarna putih kekuningan.


== Gambaran Histopatologis ==
== Gambaran Histopatologis ==

Revisi terkini sejak 21 September 2025 21.54

Nekrosis kaseosa adalah salah satu bentuk nekrosis yang ditandai dengan penampilan jaringan yang menyerupai keju lunak, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Istilah "kaseosa" berasal dari bahasa Latin caseus yang berarti keju. Kondisi ini umumnya terkait dengan tuberkulosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, meskipun dapat juga terjadi pada beberapa infeksi lain atau penyakit granulomatosa kronis. Nekrosis jenis ini memiliki ciri khas berupa hilangnya struktur jaringan asli yang digantikan oleh massa amorf berwarna putih kekuningan.

Gambaran Histopatologis

Secara histopatologis, nekrosis kaseosa memperlihatkan massa amorf eosinofilik tanpa arsitektur seluler yang jelas. Jaringan yang mengalami nekrosis ini akan dikelilingi oleh granuloma yang tersusun atas makrofag, limfosit, dan kadang sel raksasa multinukleus. Di tengah granuloma, area nekrotik tampak seperti material granular halus yang homogen. Pewarnaan histologi seperti Hematoksilin dan eosin (H&E) akan menunjukkan pusat nekrosis yang pucat dan eosinofilik.

Penyebab

Penyebab utama nekrosis kaseosa adalah infeksi Mycobacterium tuberculosis. Namun, beberapa kondisi lain juga dapat menimbulkan pola nekrosis ini, antara lain:

  1. Infeksi jamur seperti Histoplasma capsulatum.
  2. Penyakit granulomatosa kronis akibat Mycobacterium leprae pada lepra.
  3. Reaksi inflamasi kronis akibat sarkoidosis.
  4. Infeksi bakteri tertentu seperti Corynebacterium pada penyakit langka.

Patogenesis

Patogenesis nekrosis kaseosa melibatkan respons imun seluler yang kuat terhadap patogen intraseluler. Aktivasi limfosit T akan memicu pelepasan sitokin seperti interferon-gamma yang mengaktifkan makrofag. Makrofag yang teraktivasi berusaha membunuh patogen, namun dalam prosesnya juga merusak jaringan inang. Akumulasi debris sel, lipid dari membran sel, dan protein menghasilkan massa nekrotik yang khas.

Hubungan dengan Tuberkulosis

Pada tuberkulosis paru, nekrosis kaseosa sering ditemukan di pusat granuloma. Lesi ini dapat mengalami kavitasi jika material nekrotik dikeluarkan melalui saluran pernapasan. Kavitasi meningkatkan potensi penularan Mycobacterium tuberculosis karena bakteri dapat keluar bersama dahak. Diagnosis biasanya ditegakkan melalui pemeriksaan dahak, rontgen dada, dan pemeriksaan histopatologis.

Diagnosis

Diagnosis nekrosis kaseosa memerlukan kombinasi pemeriksaan klinis, radiologis, dan histologis. Biopsi jaringan yang menunjukkan granuloma dengan pusat nekrosis kaseosa sangat mendukung diagnosis. Pemeriksaan tambahan seperti Ziehl–Neelsen stain dapat digunakan untuk mengidentifikasi basil tahan asam penyebab tuberkulosis. Pemeriksaan kultur dan PCR juga membantu memastikan etiologi.

Perbedaan dengan Nekrosis Lain

Nekrosis kaseosa memiliki perbedaan dengan bentuk nekrosis lainnya. Misalnya, nekrosis koagulatif umumnya mempertahankan bentuk jaringan untuk beberapa hari, sedangkan nekrosis kaseosa menghancurkan struktur jaringan sepenuhnya. Nekrosis likuefaktif menghasilkan massa cairan kental, sedangkan nekrosis kaseosa memiliki konsistensi lunak seperti keju.

Komplikasi

Jika tidak ditangani, nekrosis kaseosa dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang luas. Pada paru, hal ini dapat mengakibatkan:

  1. Pembentukan kavitas besar.
  2. Penyebaran infeksi ke jaringan lain (tuberkulosis milier).
  3. Penurunan fungsi paru secara permanen.
  4. Risiko hemoptisis akibat erosi pembuluh darah.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan nekrosis kaseosa bergantung pada penyebabnya. Pada kasus tuberkulosis, terapi lini pertama melibatkan kombinasi beberapa obat antituberkulosis seperti isoniazid, rifampisin, etambutol, dan pirazinamid. Terapi harus dijalankan secara teratur dan tuntas untuk mencegah resistensi obat. Pada infeksi jamur, digunakan agen antijamur spesifik seperti itrakonazol atau amfoterisin B.

Prognosis

Prognosis nekrosis kaseosa sangat bergantung pada kecepatan diagnosis dan ketepatan pengobatan. Pasien yang mendapatkan terapi tepat waktu umumnya memiliki angka kesembuhan tinggi. Namun, keterlambatan terapi dapat menyebabkan komplikasi permanen atau bahkan kematian, terutama pada pasien dengan sistem imun lemah seperti penderita HIV/AIDS.

Pencegahan

Pencegahan nekrosis kaseosa, khususnya yang disebabkan oleh tuberkulosis, dapat dilakukan melalui:

  1. Vaksinasi BCG pada anak.
  2. Deteksi dini dan pengobatan kasus tuberkulosis aktif.
  3. Peningkatan sanitasi dan ventilasi lingkungan.
  4. Edukasi masyarakat mengenai gejala tuberkulosis.

Penelitian Terkini

Penelitian terkini mengenai nekrosis kaseosa menyoroti peran molekul imun tertentu dalam pembentukan granuloma dan kerusakan jaringan. Studi pada model hewan menunjukkan bahwa penghambatan jalur inflamasi tertentu dapat mengurangi derajat nekrosis. Selain itu, teknologi pencitraan canggih seperti MRI resolusi tinggi mulai digunakan untuk mempelajari evolusi lesi nekrosis kaseosa secara non-invasif.