Aplacophora: Perbedaan antara revisi
←Membuat halaman berisi 'Aplacophora adalah kelas hewan laut dari filum Mollusca yang memiliki tubuh memanjang seperti cacing dan tidak memiliki cangkang. Nama "Aplacophora" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "tanpa pelat", merujuk pada ketiadaan cangkang keras yang menjadi ciri khas kelompok ini. Hewan ini umumnya hidup di dasar laut, sering kali di perairan dalam, dan memakan berbagai organisme kecil seperti cnidaria atau detritus. Aplacophora memiliki tubuh yang dilap...' |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi terkini sejak 24 Oktober 2025 16.51
Aplacophora adalah kelas hewan laut dari filum Mollusca yang memiliki tubuh memanjang seperti cacing dan tidak memiliki cangkang. Nama "Aplacophora" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "tanpa pelat", merujuk pada ketiadaan cangkang keras yang menjadi ciri khas kelompok ini. Hewan ini umumnya hidup di dasar laut, sering kali di perairan dalam, dan memakan berbagai organisme kecil seperti cnidaria atau detritus. Aplacophora memiliki tubuh yang dilapisi oleh spikula atau duri kecil dari zat kapur, yang berfungsi sebagai perlindungan dan membantu dalam pergerakan di substrat lunak.
Taksonomi dan Klasifikasi
Aplacophora termasuk dalam subfilum Aculifera bersama dengan kelas Polyplacophora. Kelas ini terbagi menjadi dua ordo utama:
- Ordo Solenogastres – memiliki tubuh silindris dan sering memakan hidroid atau anemon laut.
- Ordo Caudofoveata – memiliki tubuh lebih ramping dan biasanya memakan foraminifera atau partikel organik di sedimen.
Keduanya mempunyai kesamaan berupa ketiadaan cangkang dan keberadaan spikula pada permukaan tubuh, namun berbeda dalam struktur internal dan kebiasaan makan.
Morfologi
Tubuh Aplacophora memanjang, tanpa bagian kepala yang jelas, dan tidak memiliki kaki seperti pada gastropoda. Permukaan tubuhnya dilapisi lapisan kutikula yang mengandung spikula kapur. Sistem pencernaan bervariasi antara spesies, dengan beberapa memiliki radula yang digunakan untuk mengikis makanan dari substrat. Sistem sarafnya relatif sederhana, terdiri dari dua pasang ganglia longitudinal dengan koneksi melintang. Tidak terdapat mata atau tentakel, sehingga Aplacophora bergantung pada sensasi sentuhan dan kimia untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Habitat
Sebagian besar Aplacophora ditemukan di samudra pada kedalaman yang bervariasi, mulai dari zona litoral hingga kedalaman lebih dari 2000 meter. Mereka sering menghuni sedimen berlumpur atau berpasir, serta menempel pada organisme lain seperti koloni hidroid. Perairan dingin dan dalam merupakan habitat yang umum, meskipun beberapa spesies dapat ditemukan di perairan tropis. Keberadaan mereka di lingkungan ekstrem menjadikan Aplacophora kurang dikenal dibandingkan molluska lainnya.
Perilaku dan Pola Makan
Perilaku makan Aplacophora bergantung pada ordo dan spesiesnya. Solenogastres umumnya bersifat predator terhadap hidroid dan anemon laut, sedangkan Caudofoveata lebih banyak memakan partikel organik di sedimen. Pola makan ini membuat mereka berperan penting dalam rantai makanan laut dalam. Mereka bergerak dengan kontraksi otot tubuh dan bantuan spikula, merayap di sedimen atau di permukaan organisme lain untuk mencari makan.
Reproduksi
Aplacophora memiliki sistem reproduksi yang beragam. Beberapa spesies bersifat hermafrodit, sementara yang lain memiliki jenis kelamin terpisah. Fertilisasi bisa terjadi secara internal atau eksternal, tergantung spesies. Larva yang dihasilkan sering kali berbentuk trochophore, mirip dengan larva molluska lainnya, sebelum mengalami metamorfosis menjadi bentuk dewasa. Proses ini memungkinkan penyebaran populasi ke wilayah yang lebih luas di laut.
Peranan Ekologis
Aplacophora memiliki peranan ekologis yang penting di ekosistem laut dalam. Mereka membantu mengendalikan populasi hidroid dan organisme kecil lainnya, serta berkontribusi pada daur ulang materi organik di sedimen. Dengan memakan detritus, mereka mempercepat proses penguraian dan menjaga keseimbangan ekosistem bentik. Kehadiran mereka juga menjadi indikator kesehatan lingkungan laut dalam.
Penelitian dan Studi
Penelitian tentang Aplacophora relatif sedikit dibandingkan dengan kelompok molluska lain karena kesulitan mengakses habitat mereka. Studi dilakukan menggunakan kapal riset dan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk mengambil sampel di kedalaman laut. Analisis morfologi dan genetik digunakan untuk memahami hubungan evolusi mereka dengan molluska lain. Penemuan spesies baru masih berlangsung, menunjukkan keragaman yang belum sepenuhnya terungkap.
Hubungan Evolusi
Secara evolusi, Aplacophora dianggap sebagai kelompok yang mewakili bentuk awal molluska. Ketiadaan cangkang dan struktur tubuh sederhana menunjukkan kemiripan dengan nenek moyang molluska yang hidup jutaan tahun lalu. Studi filogenetik berbasis DNA mengungkap bahwa Aplacophora dan Polyplacophora memiliki leluhur bersama dalam subfilum Aculifera. Hal ini memberikan wawasan tentang diversifikasi awal filum Mollusca.
Distribusi
Distribusi Aplacophora bersifat kosmopolitan, ditemukan di berbagai samudra dunia. Mereka tercatat di perairan Atlantik, Pasifik, dan Hindia, dengan konsentrasi tinggi di wilayah laut dalam yang kaya sedimen organik. Meski demikian, keberadaan mereka sulit dipetakan secara lengkap karena jarang tertangkap dalam survei laut dangkal.
Ancaman dan Konservasi
Walaupun tidak secara langsung menjadi target penangkapan, Aplacophora dapat terancam oleh perubahan lingkungan laut. Faktor seperti polusi, perubahan suhu laut, dan kerusakan habitat bentik akibat aktivitas manusia seperti penambangan laut dalam dapat mempengaruhi populasi mereka. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan status konservasi dan langkah-langkah perlindungan yang tepat bagi kelompok ini.
Fakta Menarik
- Aplacophora pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada abad ke-19 oleh ahli zoologi Johannes Thiele.
- Spikula pada tubuh mereka tersusun dari kalsium karbonat, sama seperti cangkang molluska lain, tetapi berbentuk duri mikroskopis.
- Beberapa spesies Aplacophora mampu hidup di kedalaman lebih dari 5000 meter.
- Ada spesies yang memiliki radula sangat kecil, hanya terdiri dari beberapa baris gigi.
- Studi genetika menunjukkan bahwa Aplacophora memiliki hubungan dekat dengan chiton meskipun bentuknya sangat berbeda.