Lompat ke isi

AAC: Perbedaan antara revisi

Dari Wiki Berbudi
←Membuat halaman berisi 'Advanced Audio Coding (AAC) adalah format kompresi data audio digital yang dirancang sebagai penerus MP3 dengan efisiensi kompresi yang lebih tinggi dan kualitas suara yang lebih baik pada bitrate yang sama atau lebih rendah. AAC dikembangkan sebagai bagian dari standar MPEG-2 dan MPEG-4, dan kini digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi seperti streaming media, telepon seluler, perangkat Apple, serta layanan musik digital. Format...'
 
(Tidak ada perbedaan)

Revisi terkini sejak 4 Oktober 2025 22.25

Advanced Audio Coding (AAC) adalah format kompresi data audio digital yang dirancang sebagai penerus MP3 dengan efisiensi kompresi yang lebih tinggi dan kualitas suara yang lebih baik pada bitrate yang sama atau lebih rendah. AAC dikembangkan sebagai bagian dari standar MPEG-2 dan MPEG-4, dan kini digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi seperti streaming media, telepon seluler, perangkat Apple, serta layanan musik digital. Format ini mampu mendukung berbagai konfigurasi kanal suara, mulai dari mono hingga surround sound, dan dapat menghasilkan kualitas audio yang mendekati CD bahkan pada bitrate rendah.

Sejarah dan Pengembangan

AAC dikembangkan oleh sekelompok perusahaan dan organisasi yang tergabung dalam Moving Picture Experts Group (MPEG) pada awal 1990-an. Tujuan utama pengembangan AAC adalah untuk memperbaiki kekurangan MP3, khususnya dalam hal efisiensi kompresi dan dukungan terhadap kanal audio yang lebih kompleks. Versi pertama AAC menjadi bagian dari standar MPEG-2 pada tahun 1997, dan kemudian diperluas dalam MPEG-4 untuk menyediakan fitur yang lebih canggih seperti pengkodean multi-channel dan dukungan untuk low delay.

Pengembangan AAC melibatkan berbagai teknik baru seperti Modified Discrete Cosine Transform (MDCT) dan teknik psychoacoustic yang lebih mutakhir, sehingga mampu menghasilkan kualitas suara yang lebih baik pada bitrate rendah. Standar ini juga mendukung berbagai profil pengkodean untuk aplikasi yang berbeda, termasuk Low Complexity (LC), High Efficiency (HE), dan Scalable Sampling Rate (SSR).

Fitur Utama

AAC memiliki sejumlah fitur yang membuatnya unggul dibandingkan format audio digital lain. Beberapa fitur utama meliputi:

  1. Dukungan hingga 48 kanal audio penuh, termasuk konfigurasi surround 7.1.
  2. Kualitas audio yang lebih baik daripada MP3 pada bitrate yang sama.
  3. Efisiensi kompresi tinggi yang mengurangi ukuran file tanpa mengorbankan kualitas.
  4. Dukungan untuk berbagai frekuensi sampel dari 8 Hz hingga 96 kHz.
  5. Kompatibilitas dengan berbagai perangkat dan aplikasi modern.

Selain itu, AAC memiliki kemampuan untuk mendukung metadata seperti ID3 tag dan informasi album art, yang memudahkan pengelolaan dan pemutaran musik.

Profil dan Varian AAC

AAC memiliki beberapa profil yang digunakan untuk berbagai kebutuhan. Profil Low Complexity (LC) adalah yang paling umum dan digunakan pada aplikasi seperti iTunes dan YouTube. High Efficiency AAC (HE-AAC) adalah varian yang dioptimalkan untuk bitrate rendah, sering digunakan pada streaming internet dan radio digital.

Varian lain termasuk AAC-LD (Low Delay) yang digunakan untuk komunikasi waktu nyata seperti video conference, serta AAC-SSR (Scalable Sampling Rate) yang memungkinkan fleksibilitas dalam menyesuaikan frekuensi sampel sesuai kebutuhan.

Perbandingan dengan Format Lain

Dibandingkan dengan MP3, AAC menawarkan kualitas suara yang lebih baik pada ukuran file yang lebih kecil. AAC juga memiliki dukungan kanal yang lebih banyak, sementara MP3 terbatas pada stereo. Jika dibandingkan dengan Opus, AAC memiliki kompatibilitas perangkat yang lebih luas, meskipun Opus sering dianggap lebih efisien pada bitrate sangat rendah.

Format lain seperti FLAC menawarkan kompresi lossless, namun ukuran filenya jauh lebih besar dibandingkan AAC yang bersifat lossy. Oleh karena itu, AAC sering menjadi pilihan untuk distribusi musik digital yang memerlukan keseimbangan antara kualitas dan ukuran file.

Penggunaan dalam Perangkat dan Layanan

AAC digunakan secara luas oleh berbagai penyedia layanan musik digital, termasuk Apple Music, Spotify, dan YouTube. Format ini juga menjadi standar audio pada perangkat iOS dan Android, serta digunakan pada sistem PlayStation dan Xbox.

Selain itu, AAC digunakan dalam siaran DAB+ dan Digital Radio, serta dalam format MPEG-4 Part 14 atau MP4 yang menggabungkan audio dan video.

Lisensi dan Hak Cipta

Teknologi AAC dilindungi oleh berbagai paten yang dimiliki oleh perusahaan seperti Fraunhofer IIS, Dolby Laboratories, dan Sony. Penggunaan AAC dalam aplikasi komersial biasanya memerlukan lisensi dari pemegang paten, meskipun beberapa implementasi open source tersedia untuk penggunaan non-komersial.

Lisensi ini mengatur distribusi codec AAC dalam perangkat keras dan perangkat lunak, memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan sesuai dengan hukum hak cipta dan paten yang berlaku.

AAC dalam Streaming dan Broadcasting

Dalam dunia streaming, AAC sering dipilih karena kualitas audio yang konsisten meskipun bandwidth internet bervariasi. Pada siaran radio digital seperti DAB+, AAC memberikan kualitas suara yang lebih baik dibandingkan format lama seperti MP2.

AAC juga digunakan dalam siaran televisi digital seperti DVB dan ATSC, di mana efisiensi kompresi sangat penting untuk menghemat kapasitas transmisi.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan AAC meliputi:

  1. Kualitas audio yang superior pada bitrate rendah.
  2. Dukungan kanal audio yang luas.
  3. Kompatibilitas tinggi dengan berbagai perangkat modern.

Kekurangan AAC antara lain:

  1. Bersifat lossy, sehingga ada kehilangan data audio dibandingkan sumber asli.
  2. Beberapa implementasi memerlukan lisensi berbayar.
  3. Kurang efisien dibandingkan format modern tertentu pada bitrate sangat rendah.

Standar Teknis

AAC menggunakan metode transform coding berbasis MDCT untuk mengubah sinyal audio menjadi representasi frekuensi. Proses ini diikuti oleh kuantisasi dan pengkodean entropi untuk mengurangi ukuran data. AAC juga menggunakan teknik temporal noise shaping dan spectral band replication pada varian HE-AAC untuk meningkatkan efisiensi.

Bitrate AAC dapat berkisar dari 8 kbps hingga lebih dari 512 kbps, tergantung pada konfigurasi dan profil yang digunakan.

Implementasi Open Source

Beberapa proyek open source menyediakan codec AAC, seperti FAAC dan FDK-AAC. Meski demikian, distribusi binary dari codec tersebut sering dibatasi oleh lisensi paten. Implementasi ini memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan dukungan AAC ke dalam aplikasi mereka tanpa harus membayar biaya lisensi, selama digunakan untuk tujuan non-komersial.

Selain itu, banyak media player seperti VLC media player dan FFmpeg yang menyertakan dukungan AAC melalui codec open source.

Masa Depan AAC

Dengan semakin berkembangnya teknologi audio dan meningkatnya kebutuhan akan kualitas suara tinggi pada bitrate rendah, AAC diperkirakan akan tetap relevan dalam beberapa tahun ke depan. Meski format seperti Opus mulai mendapatkan perhatian, kompatibilitas AAC yang luas membuatnya sulit tergantikan dalam waktu dekat.

AAC kemungkinan akan terus digunakan dalam layanan streaming, siaran digital, dan perangkat konsumen, sementara pengembangan fitur baru dan optimisasi kompresi akan menjaga posisinya sebagai salah satu format audio digital terpopuler di dunia.