Lompat ke isi

Plasenta: Perbedaan antara revisi

Dari Wiki Berbudi
←Membuat halaman berisi 'Plasenta adalah organ sementara yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan pada mamalia, termasuk manusia. Organ ini berperan penting dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin, sekaligus membuang sisa metabolisme janin ke sistem peredaran darah ibu. Plasenta juga memproduksi hormon-hormon penting yang mendukung perkembangan janin serta memelihara kondisi kehamilan. Struktur ini mulai terbentuk sejak awal kehamilan dan akan dikeluark...'
 
(Tidak ada perbedaan)

Revisi terkini sejak 19 September 2025 06.02

Plasenta adalah organ sementara yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan pada mamalia, termasuk manusia. Organ ini berperan penting dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin, sekaligus membuang sisa metabolisme janin ke sistem peredaran darah ibu. Plasenta juga memproduksi hormon-hormon penting yang mendukung perkembangan janin serta memelihara kondisi kehamilan. Struktur ini mulai terbentuk sejak awal kehamilan dan akan dikeluarkan dari tubuh ibu setelah proses persalinan selesai, dalam tahap yang dikenal sebagai kelahiran plasenta.

Struktur dan Fungsi

Plasenta memiliki dua komponen utama: bagian janin yang berasal dari trofoblas dan bagian ibu yang berasal dari lapisan endometrium. Keduanya terhubung melalui jaringan kompleks pembuluh darah. Struktur ini memungkinkan pertukaran zat seperti oksigen, glukosa, asam amino, dan antibodi, tanpa bercampurnya darah ibu dan janin secara langsung. Selain itu, plasenta juga berfungsi sebagai penghalang sebagian mikroorganisme dan zat berbahaya, meskipun tidak sepenuhnya efektif terhadap semua patogen atau senyawa beracun.

Plasenta memproduksi hormon-hormon penting seperti human chorionic gonadotropin (hCG), progesteron, dan estrogen. Hormon-hormon ini membantu menjaga kondisi rahim tetap optimal bagi pertumbuhan janin serta mempersiapkan tubuh ibu untuk proses menyusui setelah kelahiran.

Proses Pembentukan

Pembentukan plasenta dimulai segera setelah implantasi blastokista pada dinding rahim. Sel-sel trofoblas berkembang menjadi dua lapisan: sitotrofoblas yang membentuk lapisan dalam, dan sinsitiotrofoblas yang menembus jaringan endometrium ibu. Proses ini menghasilkan vili korionik yang akan menjadi tempat pertukaran zat antara ibu dan janin.

Pada trimester pertama, plasenta masih berkembang dan belum sepenuhnya mengambil alih fungsi korpus luteum dalam produksi hormon. Menjelang akhir trimester pertama, plasenta menjadi organ utama yang mempertahankan lingkungan hormonal kehamilan.

Pertukaran Zat

Plasenta berperan sebagai perantara fisiologis antara ibu dan janin. Pertukaran zat terjadi melalui difusi, transport aktif, dan osmosis. Oksigen dari darah ibu berdifusi ke darah janin, sementara karbon dioksida dari janin berdifusi ke arah sebaliknya. Nutrien seperti glukosa dan asam amino diangkut melalui mekanisme transport aktif. Antibodi jenis imunoglobulin G (IgG) juga dapat melewati plasenta, memberikan kekebalan pasif kepada bayi baru lahir pada bulan-bulan awal kehidupannya.

Jenis dan Variasi Plasenta pada Mamalia

Plasenta pada mamalia bervariasi bentuknya, tergantung pada spesies. Pada manusia, plasenta berbentuk diskus (discoid), sedangkan pada hewan lain dapat berbentuk:

  1. Zonary — seperti pada anjing dan kucing
  2. Diffuse — seperti pada kuda dan babi
  3. Cotyledonary — seperti pada sapi dan domba
  4. Discoid — seperti pada primata dan tikus

Peran Hormon Plasenta

Hormon yang dihasilkan plasenta memiliki peran penting dalam menjaga kehamilan. hCG mempertahankan fungsi korpus luteum sehingga produksi progesteron tetap berlangsung. Progesteron sendiri membantu mencegah kontraksi rahim yang dapat menyebabkan keguguran. Estrogen merangsang pertumbuhan rahim dan mempersiapkan kelenjar susu. Selain itu, plasenta juga menghasilkan hormon laktogen plasenta manusia (hPL) yang mempengaruhi metabolisme ibu agar lebih banyak menyediakan glukosa untuk janin.

Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Plasenta

Kesehatan plasenta dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kondisi medis seperti preeklampsia, diabetes gestasional, atau infeksi dapat mengganggu fungsi plasenta. Faktor eksternal seperti merokok, konsumsi alkohol, dan paparan zat beracun juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi organ ini. Perawatan prenatal yang baik sangat penting untuk memastikan plasenta berkembang secara optimal.

Gangguan pada Plasenta

Beberapa gangguan plasenta yang dapat terjadi selama kehamilan antara lain:

  1. Plasenta previa — plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
  2. Solusio plasenta — plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan.
  3. Insufisiensi plasenta — plasenta tidak mampu menyediakan oksigen dan nutrisi yang cukup bagi janin.
  4. Retensi plasenta — plasenta tidak keluar sepenuhnya setelah kelahiran bayi.

Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan plasenta selama kehamilan umumnya dilakukan melalui ultrasonografi (USG). USG membantu menilai lokasi plasenta, ketebalan, dan aliran darah melalui arteri uterina. Pemeriksaan ini sangat penting untuk mendeteksi kelainan sejak dini. Tes tambahan seperti Doppler dapat digunakan untuk memantau aliran darah pada kasus berisiko tinggi.

Peran Plasenta Setelah Kelahiran

Setelah bayi lahir, plasenta akan dikeluarkan pada tahap ketiga persalinan. Proses ini biasanya berlangsung dalam waktu 5–30 menit setelah kelahiran bayi. Plasenta yang telah keluar akan diperiksa untuk memastikan tidak ada bagian yang tertinggal di dalam rahim, karena sisa jaringan dapat menyebabkan perdarahan postpartum atau infeksi.

Penelitian dan Aplikasi Medis

Penelitian mengenai plasenta terus berkembang, terutama dalam bidang kedokteran dan bioteknologi. Sel punca yang diisolasi dari jaringan plasenta memiliki potensi untuk terapi regeneratif. Selain itu, studi tentang fungsi plasenta dapat membantu memahami penyebab kelahiran prematur dan gangguan pertumbuhan janin.

Perspektif Evolusi

Dari sudut pandang biologi evolusioner, plasenta merupakan adaptasi penting yang memungkinkan mamalia eutheria mempertahankan kehamilan dalam jangka waktu lama di dalam tubuh induk. Variasi bentuk dan struktur plasenta pada berbagai spesies mencerminkan strategi reproduksi yang berbeda sesuai kebutuhan ekologis dan fisiologis masing-masing spesies.

Budaya dan Simbolisme

Dalam beberapa kebudayaan, plasenta memiliki makna simbolis dan spiritual. Ada tradisi yang mengubur plasenta setelah kelahiran sebagai bentuk penghormatan kepada kehidupan baru. Beberapa masyarakat bahkan mempraktikkan konsumsi plasenta (placentofagi) dengan alasan kesehatan, meskipun manfaat medisnya belum terbukti secara ilmiah. Plasenta, selain sebagai organ biologis, juga menjadi bagian dari narasi sosial dan budaya mengenai kelahiran dan kehidupan.